Selasa, 25 Februari 2014

boleh aku bilang entah?

0

--dipublish kembali, dipublish di note facebook pada 1 Februari 2012--



waktu ini akan datang, aku tau itu 
tapi aku tak tau jika yg datang itu kamu 
boleh aku berkata entah? 
atas tanya mereka yg menelisik sebab dan waktu yg mempertemukan 
karena sungguh baik aku maupun kamu tidak pernah berencana 

kemudian ada banyak hal yg membuat kita tersenyum, 
tertawa, 
atau bahkan menangis juga nantinya? 
aku ingin berkata entah 
pada hari esok yg belum ku tau keadaannya 
jika harus membulir airmata, biar saja jatuh 
jangan menghindari apa yg memang harus terjadi 

kemudian nada-nada membuat pertemuan kita berirama 
memusikkan lirik-lirik yg belum menemukan melodinya 
boleh aku berkata entah? 
jika waktu depan tidak lagi mengijinkan kita memadukan nada 
jika suatu saat nyanyi dan petikan gitar tak lagi membuat kita tersenyum satu sama lain 

kita suka membuat sesuatu memjadi implisit 
menyembunyikan makna dan cerita dalam kata, titik, koma 
dan segala yg membuat mereka bertanya-tanya 
bukankah sedemikian implisit itulah kita? 
ketika retina kita saling memantulkan bayang, kemudian kita tersenyum seakan telah bicara 
jadi bolehkah aku berkata entah? 
pada esok yg mungkin memisah misah cerita kebersamaan kita 


dan yg kuinginkan adalah kamu menjaga hatimu, aku menjaga hatiku 
barulah menjaga hati baru yg sekarang sedang kita bangun 

maka berbahagialah hari ini 
dengan banyak hal yg membuat kita tersenyum, tertawa 
siapkan hati kita jika esok tidak lagi bersahabat 
pahami kapan harus berjuang dan kapan harus ikhlas akan ketentuanNYA 

jadi kuharap bintang akan semakin cemerlang menerangi gelap malam 
pelangi akan tetap mempesona dengan beragam warnanya yg menghias langit setelah hujan 

apapun yg terjadi nanti, yakinlah DIA punya alasan yg sangat tepat untuk mempertemukan kita 
yakinlah DIA punya banyak pelajaran yg tersisip dalam setiap episode yg kita jalani bersama 
dan yakinlah, jika memang aku tercipta dari tulang rusukmu, DIA akan memberi banyak jalan untuk menemui ridhoNYA :)

this is our way

0

--dipublish kembali, dipublish melalui notes fb pada 28 oktober 2011--


dan inilah hari-hari yang tak pernah kami rencanakan
kami menjalaninya dengan cara kami
kami saling mengerti tanpa meminta yang lain untuk mau dan bisa memahami


dengan cara yang seperti ini
kami belajar tentang menikmati jarak
lalu kami berhasil mendudukkan jarak sebagai pagar yang membatasi kami untuk tetap ingat terhadap apa yang telah kami perjanjikan sendiri dengan diri masing-masing



dengan cara yang seperti ini

maka kami tidak membuat janji-janji yang berpeluang untuk teringkari
menjalani apa yang ada hari ini, dan tetap tersenyum untuk kata entah yang ada pada langkah-langkah kami esok hari



dengan cara seperti ini

kami menjaga segala sesuatu agar tetap pada kadarnya
saling menjaga kesiapan agar kami lebih realistis dan ikhlas ketika DIA tidak menggariskan kami sebagai jodoh



dengan cara seperti ini

kami menjaga hati kami masing-masing untuk tidak tertutup dan menyempit



bagaimanapun aku menyukai segala sesuatu tentangnya
aku suka melihatnya tersenyum

aku suka melihat air mukanya yang sedikit khawatir ketika petang datang dan belum sesendok nasi pun masuk ke dalam perutku

aku suka mendengarnya bernyanyi

aku suka melihatnya memainkan jemarinya di antara dentingan senar

aku suka mendengarnya melantunkan ayat suci ketika sholat berjamaah

aku suka mendengarkannya berbicara

aku suka ketidakpiawaiannya nggombal, di mana kami jadi lebih sering tertawa karenanya

aku suka ketika suatu saat tiba-tiba dia datang dengan sekotak nasi dan obat waktu aku sakit di kampus

aku suka membaca tulisannya di blog

aku suka kata-kata sederhananya, yang tanpa dia sadari seringkali membuatku tersenyum sendirian


semua ini adalah cara kami

caraku dan caranya
menjaga dalam jarak
menghindari menjadi permisif terhadap sesuatu yang telah kami perjanjikan dengan diri masing-masing

dan kami hanya tinggal menjalani cerita-cerita yang telah digariskanNYA
menjagakan senyum untuk setiap memori yang berjalan

supaya yang indah akan tetap menjadi indah :)

Senin, 24 Februari 2014

pengagum rahasia

1

setiap orang punya pengagum rahasia
karena setiap orang punya keunikannya masing-masing
dan uniknya lagi, kadang keunikan itu justru lebih bisa dilihat oleh orang lain, bukan oleh dirinya sendiri
nggak percaya?
setiap kamu berkata "aku pengen bisa kayak dia deh, pinter masak"
bisa jadi
di salah satu sudut yang tak terlihat olehmu, dia pun sebenarnya ingin berkata
"aku pengen bisa kayak kamu deh, pinter nulis cerpen"
sebab semua orang punya keunikanny masing-masing
nggak pernah bosen nulis soal ini
karena akupun sering mengalaminya
kadang ngerasa minder, jauh di "bawah" pencapaian-pencapaian orang lain
dan ketika aku mengatakannya langsung
mereka "menunjukkan" pencapaian-pencapaianku
astagaaa.. aku ke mana aja??
setiap orang punya standar
setiap orang punya kapasitas
nggak usah minder
ketika kamu mengagumi orang lain, setidaknya ada satu orang yang mengagumimu juga di luar sana
hanya karena mereka nggak mengatakannya secara langsung
bukan berarti mereka tidak ada

hargai diri sendiri, itu akan membuat orang lain paham bagaimana harus menghargai kita

Rabu, 19 Februari 2014

Sore Hangat yang Bercahaya Oranye

0

Cahaya oranye menembus tirai ruanganku di kantor sore ini
Entah ini sore-bercahaya oranye-hangat yang ke berapa sejak satu bulanan yang lalu
Ruanganku ada di lantai 7
Aku bisa melihat puncak Monas dan Kubah Masjid Istiqlal dari sini
Kadang,
Ketika cahaya oranye yang hangat itu mengalihkan pandanganku dari laptop,
Kembali selintas pikiran menyambangiku
Siapa yang akan menyangka kalau aku akan tinggal di Jakarta
Lalu seperti biasa, kerinduan akan kota kelahiran muncul ke permukaan
Ya, saya rindu
Surabaya

Senin, 10 Februari 2014

Nobuta wo Produce

4

Beberapa hari yang lalu kembali diracuni temen sekamar kosan untuk nonton drama Jepang. Kali ini judulnya Nobuta wo Produce. As usual, awal-awalnya nganggep “ini film apa sih, tokoh-tokohnya absurd banget”. Tapi, malah keterusan nonton sampe jam 1 malem (dan itu belum sampe selesai, baru separuh episode). Drama ini terdiri atas 10 episode, nggak banyak, tapi makna dan pelajaran di dalamnya banyak banget.




Dibuka dengan adegan cowok SMA yang naik sepeda ngebut banget, nyamperin pohon willow tiap pagi di pinggir sungai (absurd kan?). Cowok itu bernama Kiritani Shuji. Shuji cowok popular di sekolahnya, HTS-an sama cewek populer juga yang namanya Uehara Mariko. Ada satu orang cowok yang nggak disukai banget sama Shuji, namanya Kusano Akira. Akira ini bisa dibilang cowok aneh, eh, unik maksudnya, hehe.

Shuji punya satu adik cowok. Di rumah dia tinggal sama adik dan ayahnya, ibunya kerja di luar negeri. Keseharian Shuji di rumah beda bangeeet sama kesehariannya di sekolah. Istilahnya yaaa, Shuji nggak menjadi dirinya sendiri kalau berada di sekolah. Sementara itu, Akira adalah anak dari seorang presiden direktur. Karena adanya kepastian masa depan (udah pasti diwarisi perusahaan ayahnya), Akira ngerasa bingung menjalani hari-harinya. Dia ngerasa nggak punya tujuan, nggak tau apa yang harus diperjuangkan, dicapai. Hidup baginya cuma bersenang-senang di masa muda, sebelum jadi presiden direktur untuk nggantiin ayahnya.

Kehidupan dua orang itu lalu berubah sejak kedatangan murid baru bernama Kotani Nobuko..

Rabu, 05 Februari 2014

Percakapan Senja Hari

2

kafe pinggir jalan vektor
pict from idgofreedownload.com


Mendung tebal masih juga menggelayut di langit Jakarta sore ini. Seperti biasa, aku sudah membeli makanan untuk makan malam. Kamar kosku ada di lantai paling atas, dan itu membuat kakiku malas melangkah ke mana-mana kalau sudah berada di dalam. Angkot 01 yang kunaiki berjalan lambat, macet, pemandangan yang biasa di jam-jam pulang kerja seperti saat ini. Aku melirik arloji, nyaris pukul 6 sore. Tepat di bawah jembatan penyeberangan, aku turun dari angkot, kemudian menyeberang.

Aku suka memandangi sekitar ketika berjalan kaki. Hari inipun juga. Ah, tunggu. Sepertinya itu perempuan yang kemarin. Perempuan cantik dengan kulit putih bersemu merah tentulah sangat mudah mencuri perhatian di halte tua di jalanan menuju kosku. Haltenya sudah reyot, sudah mengelupas catnya di hampir seluruh bagian. Makhluk bening seperti perempuan itu mudah sekali menjadi aksenstuasi di sana. Aku hanya berjalan melewatinya. Matanya menatap ke jalan raya, tapi tidak tampak sedang menunggu angkot, metromini, dan semacamnya. Pandangannya kosong. Aku mempercepat langkahku, tiba-tiba hujan deras, payungku ada di kamar kos.
***
“Misha..”
“Rery..”.

Minggu, 02 Februari 2014

Meraba Jejak

0

Berjingkat-jingkat dalam tapak
Mengira-ngira, setiap terkaan ada sanksinya
Lalu pijakan pun, satu demi satu dilalui
Yang tertinggal, tetaplah di belakang
Pijakan depan yang jadi perhatian

Sudahkah benar ditinggalkan?
Jika pijakan yang di belakang ternyata masih mampu membuat pandangan beralih kembali

Sejauh inipun
Ada di sini karena pernah memijak yang dulu
Ada di titik ini karena sempat melalui titik, koma, pun tanda tanya yang sebelumnya
Jadi apa sudah siap??

Siap, katanya sudah siap untuk pergi
Pergi ke mana?
Tak tahu, ini masih terlalu awal untuk memilih
Apalagi memutuskan