Kamis, 15 Agustus 2013

Sheila On 7 -- Buat Aku Tersenyum (Cover Version)

0

Sheila On 7 -- Buat Aku Tersenyum (Cover Version)


Datanglah sayang dan biarkan ku berbaring
Di pelukanmu walaupun tuk sejenak
Usaplah dahiku dan kan kukatakan semua

Bila kulelah tetaplah disini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Bila kumarah biarkanku bersandar
Jangan kau pergi untuk menghindar

Rasakan resahku dan buat aku tersenyum
Dengan canda tawamu walaupun tuk sekejap
Karna hanya engkaulah yang sanggupkatakan aku

Karna engkaulah satu-satunya untukku
Dan pastikan kita selalu bersama
Karna dirimulah yang sanggup mengerti aku
Dalam susah ataupun senang

Dapatkah engkau s'lalu menjagaku
Dan mampukah engkau mempertahankanku

Bila kulelah tetaplah disini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Bila kumarah biarkanku bersandar
Jangan kau pergi untuk menghindar 

Anugerah Terindah

0

Sheila On 7 -- Anugerah Terindah (Cover Version)


Melihat tawamuMendengar senandungmuTerlihat jelas dimatakuWarna - warna indahmu
Menatap langkahmuMeratapi kisah hidupmuTerlihat jelas bahwa hatimuAnugerah terindah yang pernah kumiliki
Sifatmu nan s'laluRedakan ambisikuTepikan khilafkuDari bunga yang layu
Saat kau disisikuKembali dunia ceriaTegaskan bahwa kamuAnugerah terindah yang pernah kumiliki
* :Belai lembut jarimuSejuk tatap wajahmuHangat peluk janjimu
Back to * :Anugrah terindah yang pernah ku miliki

Rabu, 14 Agustus 2013

Tas Plastik Hitam

0

"Buk, tas plastik hitam yang aku taruh di sini, mana ya?" tanyaku tergesa-gesa. Keringat dingin membasahi tanganku.

"Buntelan plastik di sebelah baju-bajumu yang udah nggak kepakai lagi?"

Aku mengangguk.

"Tadi Ibu kasi ke bapak yang biasa ambil sampah. Emangnya kenapa, toh?"

"Yaaah, ibuukk.. Itu tas plastik isinya bendera dari sekolah. Ira kan kepilih jadi paskibra buat upacara besok, nah karena benderanya agak kusam, Ira nawarin diri buat nyuci bendera itu di rumah..,"

"Maaf, sayang.. Ibu nggak tau.. Beli yang baru aja, ya? Ibu kasi uangnya.."

"Tapi itu bukan asal bendera, Buk. Itu bendera yang dipake tiap upacara 17 Agustus aja, ada nilai historinya buat sekolah. Hhh. Tadi bapaknya jalan ke arah mana, Buk?"

"Terakhir Ibu liat tadi bapaknya nyeberang jembatan, kayaknya mau ke kompleks seberang jalan.."

"Yaudah, Ira pamit dulu ya, Buk.. Doain Ira.."

Aku mengecup tangan ibu.

"Heei, kamu mau ke manaa???"

"Nyari benderanya, Buk..!!" teriakku dari kejauhan. Yang ada di pikiranku hanya satu, mengayuh sepeda sekuat tenaga untuk mencari bapak itu. Ke manapun.

Tak Ada CInta yang Lahir

0

"Raffaaaa, kamu gendutaaan..," Loli mencubit gemas perut Rafa yang sedikit buncit. Beda sekali dengan perawakannya beberapa tahun yang lalu.

"Auw!! Sakit, Lol ! Itu, si Vanya juga gendutan, kok..,"

"Enak aja! Aku langsing, kok.. Cuma pipinya doang yang gendutan, dikit pula!," sahutku membela diri.

"Hahaha, sudahlah kalian ini. Dari dulu emang cuma badanku yang paling keren, niiihh...," Leo menyahut sambil memamerkan otot lengannya. Tidak heran, dari dulu dia memang yang paling rajin olahraga.

Rumah makan ini masih saja tidak berubah, sejak beberapa tahun yang lalu, sebelum kami berpencar satu-satu karena pekerjaan. Sejak masa kuliah, kami suka sekali menghabiskan waktu di sini. Spot favorit kami ada di bagian taman, di mana ada satu meja dengan sofa rotan bulat berjumlah 5 buah, pas sekali dengan jumlah kami.

Aku memandangi satu sofa kosong, ada yang hilang. Ada yang tak datang dan duduk di situ seperti biasanya.

"Reno gimana kabarnya, sih? Kenapa dia nggak dateng?" tanya Raffa.

"Dia nggak bisa, ada meeting mendadak katanya, tadi aku telpon dia.." kata Leo.

Ya Tuhan, aku rindu..

Aku memandangi langit malam yang dihiasi bintang-bintang. Kalau saja ada satu yang jatuh, aku mau mengajukan satu permohonan, supaya semua bisa diulang, supaya tidak ada cinta yang lahir di hati kami berdua.

Minggu, 11 Agustus 2013

Kunjungan Istimewa :D

0

Hari ini, H+4 Idul Fitri, rumahku disambangi sama sahabat-sahabat unyu. Yaah, walaupun pada awalnya aku takut mereka bakal nyasar, soalnya kan rumahku jauh sendiri. Tapi ternyata mereka berhasil juga nyampai rumahku dengan selamat sentosa tanpa kekurangan suatu apapun :p

Jadi musafir sehari, deh yaa.. Hahaha..

Rasanya udah lama banget rumahku nggak dikunjungi temen-temen pas lebaran. And finally, tahun ini ada kalian yang main-main ke rumah. Seneng deh :D

Ramadhan tahun ini emang spesial banget buat aku. Dan ternyata, beberapa hari setelah Ramadhan pun hadiah dariNYA belum berhenti, yaa kedatangan kalian tadi tuh hadiahnya.. :)

Stay together ya, besties, Upil and Cimpretoo :)

Selasa, 06 Agustus 2013

Tahu Diri

0

"Selamat ya, Sofiii.. Hasil risetmu bikin klien kita puas banget.."
"Syukurlaah, moga-moga lembaga ini bisa makin berkembang lagi, ya, Rin.. Lagipula, ini kan juga hasil kerja bersama, bukan cuma aku.."
"Tapi kan kamu penanggungjawabnya, sekali lagi selamat yaa.."

Siang itu kantor terlihat dipenuhi hawa bahagia. Yah, mungkin memang keberhasilan riset tim-ku menjadi salah satu penyebabnya. Aku sudah cukup lama bekerja di lembaga riset ini, bulan depan genap 5 tahun. Selama jangka waktu itu, aku turut dalam banyak riset yang kebanyakan berhasil sukses dan sangat memuaskan klien. Spesialisasiku di riset sumber daya manusia, sesuai dengan apa yang serius kupelajari semasa kuliah.

Kawan-kawan seperjuangan seperti tidak lelahnya memberi ucapan selamat dan menyalamiku. Ah, aku benar-benar tidak bisa menutupi rasa bahagiaku juga. Senyumku terkembang sejak tadi pagi.

***

"Selamat pagi, perkenalkan, saya Rendi Suryagani, mulai hari ini, saya akan menjadi kepala divisi sumber daya manusia.."

Aku merasakan kakiku tidak lagi berpijak di bumi. Kalau ini bukan di kantor, mungkin aku sudah segera pergi.

Aku tidak lagi bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanku. Semuanya terasa campur aduk. Rendi, pekerjaanku, hal-hal yang aku cintai di lembaga ini. Masa lalu seakan berputar-putar di kepalaku, menciptakan fragmen-fragmen yang seakan ditayangkan kembali di depan mataku. Ya Tuhan, kenapa harus Rendi?

Aku bersyukur ketika jam menunjukkan pukul 5 sore. Waktunya pulang.

"Sofi! Tunggu!"

Seseorang memanggilku dan aku sama sekali tidak asing dengan suaranya. Kalau dia bukan atasanku, aku bisa saja pergi, pura-pura tidak mendengarnya.

"Iya, Pak. Ada apa?"

"Kenapa panggil 'pak' , sih? Panggil Rendi aja. Oh iya, mau aku anter pulang?"

"Tidak usah, Pak. Terimakasih. Saya bisa pulang sendiri."

"Lho? Sejak kapan kamu bisa naik motor?"

"Sejak lama."

"Astagaa.. Masih inget yaa, dulu kamu nggak bisa kemana-mana kalau nggak ada aku. Hahaha. Kamu selalu butuh bareng-an. Eh, tapi kan kita udah lama nggak ketemu, jalan ke mana gitu, yuk, Sof. Ayo.."

Aku memasang helm-ku.

"Permisi, Pak, saya harus pulang."

Motorku sudah melaju beberapa meter. Aku mengamati spion. Rendi mencium pipi wanitanya.

***

"Selamat pagi, Pak, saya mau menyampaikan surat pengunduran diri," kataku sambil menyerahkan selembar amplop cokelat ke hadapan Rendi, ah, maksudku Pak Rendi.

"Mengundurkan diri? Kenapa?"

"Saya, saya merasa tidak bisa berkontribusi maksimal lagi di sini, Pak."

Aku tetap tidak menatap matanya. Aku tidak bisa.

"Ayolah, Sof. Kamu penting di lembaga ini, kamu penting, kamu sudah berbuat banyak untuk lembaga ini. Lembaga ini bener-bener masih membutuhkan kamu."

"Maaf, saya tidak bisa, Pak."

"Sof, kamu harus profesional!"

"Anda yang tidak profesional!", tukasku cepat. Aku berusaha mati-matian menahan air mataku.

"Saya menghormati anda sebagai atasan saya. Tapi apa yang saya dapatkan? Anda selalu saja membahas masa lalu setiap ada kesempatan untuk bicara berdua saja. Sekarang siapa yang tidak profesional?!"

"Oke, oke. Aku minta maaf. Aku janji nggak akan gitu lagi. Tapi tolonglah, tetaplah di sini, Sof. Entah apa kata papa kalau aku nggak bisa mempertahankan kamu di sini."

"Andai kamu sekuat ini mempertahankan aku di sisi kamu."

Aku menghela napas panjang. Rendi tertunduk.

"Sekali lagi, Pak, saya mohon maaf. Saya tidak bisa terus bekerja di sini. Selamat pagi."


sungguh tak mudah bagiku
rasanya tak ingin bernapas lagi
tegak berdiri di depanmu kini
sakitnya menusuki jantung ini
melawan cinta yang ada di hati

Minggu, 04 Agustus 2013

jodoh itu...

0

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
hanya Ia yang tahu, kapan kita bertemu dengan jodoh kita

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
hanya Ia yang tahu, dengan siapa kita akan berjodoh nantinya

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
hanya Ia yang tahu, bagaimana kita akan bertemu dengan jodoh kita

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
bahkan orang yang sudah menikahpun tidak akan tahu apakah mereka menikahi jodoh mereka
yang mereka lakukan hanya meyakini bahwa suami/istri mereka adalah jodoh yang ditakdirkan Tuhan untuk mereka nikahi di dunia


sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
benar-benar rahasia Tuhan,
yang bisa kita lakukan hanya meyakininya :)

Legenda Sampek-Engtay

0

Hari ini aku memutuskan untuk melahap habis buku yang baru kubeli beberapa hari lalu. Bukunya berupa kumpulan cerita pendek karangan Tere Liye, salah satu penulis favoritku. Buku ini bersampul merah bergambar hati yang dibalut perban, judulnya Sepotong Hati yang Baru.

Buku ini berisi delapan cerita pendek. Tapi, ada satu yang menjadi favoritku, judulnya Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay.

Cerpen Sampek-Engtay berkisah mengenai pemuda ahli kungfu bernama Sampek, dan perempuan pandai bernama Engtay. Mereka berdua bersama menimba ilmu di biara Shaolin. Engtay yang seorang perempuan, menyamar sebagai laki-laki dan menjadi teman sekamar Sampek. Tahun berlalu, akhirnya Sampek mengetahui bahwa Engtay adalah seorang perempuan. Kemudian, bisa ditebak, bersemilah cinta di antara keduanya.

Kisah cinta mereka tidak mulus, Sampek hanya pemuda biasa, sedangkan Engtay adalah seorang putri yang akan dinikahkan dengan pewaris tahta kerajaan. Berbagai kejadian tragis mewarnai kisah cinta mereka.

Apa yang membuatku sangat menyukai cerita ini? Alasannya adalah karena banyak hikmah yang bisa dipetik.

Favorit dari yang terfavorit, adalah kejadian di mana Sampek berdialog dengan kakek tua renta dari Gunung Kwa-Loon.

Saat itu, kakek renta yang digendong Sampek ternyata adalah seorang yang amat sakti, yang bisa mengeluarkan jurus legendaris. Sebelum pergi, ia memberikan wejangan untuk Sampek yang telah selesai menceritakan luka hatinya karena akan ditinggal menikah oleh Engtay. Inilah yang dikatakan kakek renta itu:

"Kau tahu kenapa hanya orang-orang yang sakit hati-lah yang bisa mneguasai jurus tersebut? Karena orang-orang sakit hati lazimnya tidak lagi mencintai kehidupan dunia ini. Ia tidak menginginkan siggasana. Ia tidak ingin tumpukan emas. Ia hanya ingin sendiri dengan seluruh luka di hati.. Kesedihan yang terkendali sungguh bisa menjadi kekuatan tiada tara. Kesedihan yang terkendali bisa membuat hati bersih, hati yang siap menerima kabar baik langit, termasuk kekuatan langit.."

Kalimat-kalimat itu, sungguh membuatku sadar. Coba deh, kita renungkan sama-sama. Pernahkah ngerasa sedaih? Pernahkan ngerasa ditinggalkan? Pernahkan ngerasa salah mempercayai orang? Pernahkah ngerasa patah hati?

Pernahkah ngerasa sakit hati sampai nggak ada lagi yang kalian inginkan?

Pada saat itu, yang kalian ingin hanyalah sendiri saja, menikmati merasakan rasa sakit yang menggerogoti hati. Sedih, sakit, semuanya menjadi satu. Lalu pelan-pelan, kalian menyadari bahwa segala sesuatu terjadi karena seizin Tuhan, bukan? Lalu kalian menyadari bahwa semuanya tidak luput dari rencana Tuhan. Lalu kalian perlahan berniat untuk melepaskan segalanya, mengembalikan semua pada Tuhan.

Menyerahkan hati yang terluka untuk bisa diobatiNYA...

Kesedihan yang terkendali dari orang-orang yang sakit hatinya, membuat mereka menyadari sesungguhnya isyarat-isyarat dan jawaban-jawaban Tuhan sudah seringkali dikirimkan, tapi dasar manusia, malah membuat penyangkalan dan beribu pembelaan dan pembenaran atas apa yang dilakukannya.

Hati yang sakit akan lebih siap menerima kabar baik langit.. Saat hati sakit, manusia meruntuhkan egonya, menyetujui bahwa ia memang bodoh, ia lemah, ia tak lebih dari pembuat kesalahan, penjaga yang lalai akan tugasnya, tugas akan menjaga hatinya sendiri. Oleh karenanya, setelah ego itu runtuh, pertanda-pertanda yang dikirim Tuhan akan terlihat lebih jelas, akan terlihat lebih banyak, akan tersadar, bahwa sesungguhnya diri ini yang mengabaikan jawaban-jawaban itu sejak dikirimnya doa.

Jadi, pesan untuk orang-orang yang telah atau sedang tersakiti hatinya, janganlah takut. Ini hanyalah awal untukmu menyadari kebesaran Tuhan. Ini adalah awal di mana kamu menyadari bahwa Tuhan sebenarnya sudah memberi banyak pertanda yang seenaknya saja kamu abaikan.

Kesedihan ini adalah kekuatanmu, asal kamu bisa mengendalikannya.

Kesakit hatian ini hanyalah hal kecil dibandingkan hal-hal besar, kekuasaan Tuhan yang mungkin pada akhirnya nanti kamu sadari.

Cerita legenda Sampek-Engtay ini sungguh hebat, sungguh penuh pelajaran.

Iqro' ... :)