Menye menye itu apa siiihh ??
Hahahaha, pasti itu adalah pertanyaan pertama yang terlintas pada pikiran tiap orang yang membaca tulisan ini..
Menye-menye itu, mm
sebangsa melankolis berlebihan yang sangat akut
Nah lho, uda berlebihan, akut, ditambahin sangat, lagi ! Berarti parah banget kan..
Hmm
Aku bukannya tidak pernah menjadi orang yang seperti ini. Sekitar tiga atau dua tahun yang lalu, aku masih suka menye-menye. Tentang apapun itu. Entah keluarga, sekolah, maupun soal cinta.
Lalu sejak kapan aku memutuskan untuk nggak menjadi seorang menye-menye-ers lagi ?
Aku tak ingat kapan waktu tepatnya. Yang jelas, ketika aku memutuskan untuk nggak jadi menye-menye lagi adalah ketika aku menyadari bahwa tanpa sesuatu (atau lebih tepatnya seseorang dalam konteks saya waktu itu) yang aku anggap sedikit banyak sebagai tempat bergantung, aku masih bisa melakukan banyak hal. Hal yang bahkan sebelumnya aku tak pernah berpikir untuk bisa mencapainya. Emm, tempat bergantung di sini, nggak seekstrim kedengarannya sih, I mean, terlalu terbiasa dengan keberadaannya.
Lagipula, dunia terlalu menyenangkan untuk dibuat menye-menye. Ketika kamu menye-menye, maka segala sesuatunya akan terasa berlebih, dan itu sama sekali nggak bagus. Ketika senang, aku terlalu senang sampai lupa sama semuanya. Lupa sama hal-hal penting yang harus diperhatikan. Begitu juga ketika sedih, menye-menye membuatku merasakannya secara berlebihan. Sampai-sampai aku nggak mau move on. Sampai-sampai aku terlambat menyadari banyak kebaikan di sekitar. Terlambat menyadari bahwa betapa berharganya aku, lengkap dengan segala kelebihan yang belum kumanfaatkan dan kekurangan yang belum kuperbaiki. Dan ketika menyadari itu, seketika aku merasa bangun dan berteriak
Halo dunia ! Saya datang lagi !
Lalu, dunia juga terlalu keras. Kehidupan nggak akan menyisakan tempat untuk orang yang menye-menye. Kita harus kuat untuk bertahan hidup. Lha kalo kena masalah kecil aja uda ga karu-karuan, mau jadi apa nanti ?? Kita masih separuh jalan menjalani titian menuju masa depan. Masih banyak yang harus dihadapi. Masih banyak tantangan yang harus kita taklukkan.
Detik ini juga aku menghimbau, jangan deh jadi orang menye-menye..
Benar-benar suatu kerugian ketika waktumu terbuang untuk hal yang sia-sia.
Tuhan menciptakan kita ke dunia supaya bisa membawa kebaikan dan perbaikan di dalamnya, dan pergunakan waktu yang kita punya (yang singkat dan tak tau kapan akhirnya ini) untuk tidak mengecewakan Tuhan..
:))
Hahahaha, pasti itu adalah pertanyaan pertama yang terlintas pada pikiran tiap orang yang membaca tulisan ini..
Menye-menye itu, mm
sebangsa melankolis berlebihan yang sangat akut
Nah lho, uda berlebihan, akut, ditambahin sangat, lagi ! Berarti parah banget kan..
Hmm
Aku bukannya tidak pernah menjadi orang yang seperti ini. Sekitar tiga atau dua tahun yang lalu, aku masih suka menye-menye. Tentang apapun itu. Entah keluarga, sekolah, maupun soal cinta.
Lalu sejak kapan aku memutuskan untuk nggak menjadi seorang menye-menye-ers lagi ?
Aku tak ingat kapan waktu tepatnya. Yang jelas, ketika aku memutuskan untuk nggak jadi menye-menye lagi adalah ketika aku menyadari bahwa tanpa sesuatu (atau lebih tepatnya seseorang dalam konteks saya waktu itu) yang aku anggap sedikit banyak sebagai tempat bergantung, aku masih bisa melakukan banyak hal. Hal yang bahkan sebelumnya aku tak pernah berpikir untuk bisa mencapainya. Emm, tempat bergantung di sini, nggak seekstrim kedengarannya sih, I mean, terlalu terbiasa dengan keberadaannya.
Lagipula, dunia terlalu menyenangkan untuk dibuat menye-menye. Ketika kamu menye-menye, maka segala sesuatunya akan terasa berlebih, dan itu sama sekali nggak bagus. Ketika senang, aku terlalu senang sampai lupa sama semuanya. Lupa sama hal-hal penting yang harus diperhatikan. Begitu juga ketika sedih, menye-menye membuatku merasakannya secara berlebihan. Sampai-sampai aku nggak mau move on. Sampai-sampai aku terlambat menyadari banyak kebaikan di sekitar. Terlambat menyadari bahwa betapa berharganya aku, lengkap dengan segala kelebihan yang belum kumanfaatkan dan kekurangan yang belum kuperbaiki. Dan ketika menyadari itu, seketika aku merasa bangun dan berteriak
Halo dunia ! Saya datang lagi !
Lalu, dunia juga terlalu keras. Kehidupan nggak akan menyisakan tempat untuk orang yang menye-menye. Kita harus kuat untuk bertahan hidup. Lha kalo kena masalah kecil aja uda ga karu-karuan, mau jadi apa nanti ?? Kita masih separuh jalan menjalani titian menuju masa depan. Masih banyak yang harus dihadapi. Masih banyak tantangan yang harus kita taklukkan.
Detik ini juga aku menghimbau, jangan deh jadi orang menye-menye..
Benar-benar suatu kerugian ketika waktumu terbuang untuk hal yang sia-sia.
Tuhan menciptakan kita ke dunia supaya bisa membawa kebaikan dan perbaikan di dalamnya, dan pergunakan waktu yang kita punya (yang singkat dan tak tau kapan akhirnya ini) untuk tidak mengecewakan Tuhan..
:))