Sabtu, 30 Mei 2020

Selangkah Lebih Dekat

0



Halo, assalammu'alaikum dekbaby nya Mama sama Ayah :)

Waktu terasa berjalan amat cepaaat, nggak berasa sekarang udah masuk minggu ke 31. Berhubung belum 35 week, masih belum bisa ketemu Dokter Della, akhirnya kita kontrol lagi ke Klinik Kehamilan Sehat, beberapa hari sebelum Lebaran.

Ada yang bikin aku deg-degan di kunjungan kali ini, apa lagi kalau bukan soal posisi dekbaby. Seperti yang sudah kuceritakan di postingan sebelumnya, posisi dekbaby di usia kehamilanku yang 7 bulanan tuh masih melintang. Jadilah setelah kontrol waktu itu, aku ikutan prenatal yoga yang salah satu materinya soal optimalisasi posisi janin. Tentulah kelasnya onlen yaaa, si covid bener-bener nyusahin emang. Tapi thanks to teknologi yang membuat segalanya mungkin. Oh ya, kelas prenatal yoga yang aku ikutin ini digelar sama klinik BWCC, instrukturnya seorang bidan, namanya mbak Pipit. Selain bidan, beliau juga instruktur yoga, dan ahli hypnobirthing juga. Biasa di sesi pendinginan tuh praktek hypnobirthingnya, selalu sukses bikin ketiduran dan rileks banget.

Ikut kelas prenatal yoga ini menurutku penting banget, karena ilmu yang kita dapat tuh nggak hanya soal gerakan dan manfaat gerakan yoganya, tapi juga pas sesi sharing itu banyak ilmu yang didapat. Mbak Pipit suka sharing soal proses lahiran dua anaknya, terus juga ditanya-tanya kondisi kehamilan kita gimana, keluhan-keluhan selama kehamilan ada atau nggak, plus tips-tips biar lahirannya lancar. Selain cat pose, yang fungsinya membantu bayi untuk parkir alias mencari posisi yang tepat untuk persiapan lahiran, latihan napas perut juga penting banget.

Jadi, demi mengingat posisi dekbaby yang masih melintang, aku rajin mengulang gerakan cat pose dan latihan napas setiap selesai sholat. Ditambah gerakan sujud beberapa kali hitungan. Jadi, di edisi kontrol kali ini, aku penasaran banget posisi dekbaby apakah kepalanya udah di bawah atau belum.

Tibalah saat USG! Jeng jeng jeeeenngg... Dokter bilang, "oooh, udah di bawah ini kepalanya". Alhamdulillah, aku pun bisa bernapas lega. Nggak sia-sia rupanya aku rajin latihan napas, sujud, dan cat pose. Dan berdoa sama Allah tentunya, supaya dekbaby bisa berubah posisi. Oiya, yang nggak kalah penting juga adalah sounding terus ke baby, kasih tau kalo kita lagi ikhtiar untuk lahiran, meminta dia untuk ikhtiar juga, pokoknya banyak-banyak afirmasi positif buat diri sendiri dan dekbaby :)

Di usia kehamilan yang hampir 8 bulan ini, utamanya ketika ternyata posisi kepala baby sudah di bawah, aku ngerasain sakit/nyeri di bagian pangkal paha. Omaigattt sakitnya tiap dipakai gerak, dipakai jalan, dan lain-lain. Pas aku tanyakan ke dokter, dokter bilang itu wajar karena ya beradu sama tulang kepala bayinya. Aku diminta untuk lebih banyak jalan kaki, nggak terlalu banyak duduk, tapi nggak terlalu banyak berdiri juga. Hahaha, gimana nggak kebanyakan duduk lah kalau lagi WFH begini kan. Akhirnya aku mengagendakan jalan pagi minimal tiga kali seminggu, minimal sejauh 1 km. Dan it works sih, karena nyeri di pangkal paha kirinya makin berkurang rasanya, dibuat jalan juga udah nggak susah. Alhamdullillah :)

Selain nyeri di paha, aku juga udah mulai berasa begaaahhh perutnya, hehe. Sejauh ini bobot udah naik 9 kg, tapi kata dokter, baby-nya masih selisih 200 gr-an dari bobot seharusnya, tapi masih oke. Jadi aku nggak diminta untuk naikin bobot baby, cuma disuruh rajin minum vitamin sama nutrisi makanannya dijaga. Tidur juga udah mulai nggak nyaman, berusaha miring ke kiri terus walau kadang berasa pegel. Mulai sering kebelet buang air kecil juga.

Di antara semua ketidakmudahan menjalani trimester tiga ini, satu tendangan kecil dari dekbaby mampu meruntuhkan semua kelelahan dan sakit yang dirasakan. Ajaib memang. Di satu waktu aku bisa ngerasa engap, sakit di paha, bete maksimal, tapi ketika dekbaby di perut bergerak-gerak, seketika senyum tersungging, lupa sama semua rasa bete yang tadi. Adanya cuma happy :)

Delapan bulan, kita sudah selangkah lagi lebih dekat ya, dekbaby Mama. Semoga Allah lancarkan dan mudahkan segalanya untuk pertemuan kita. Sehat-sehat dan kuat-kuat untuk bertumbuh dan berkembang di dalam perut Mama ya, Aamiin :)

Sampai bertemu di sesi kontrol berikutnya, insya Allah :)

Kamis, 21 Mei 2020

Melihat Wajahmu untuk Pertama Kalinya

0



Bismillahirrahmaanirrahiim

Hari itu tanggal 20an April, sudah waktunya kontrol lagi ke dokter. Mama sama Ayah udah sepakat sejak awal kalau kita akan ketemuan sama dokter satu bulan sekali, biar segala sesuatunya bisa terpantau secara teratur. Panik dan bingung adalah ketika Mama dan Ayah berangkat ke RSIA, daftar seperti biasa, tapi ternyataaaaa gegara covid-19 ini, RS memberlakukan peraturan baru, antara lain Bumil yang boleh cek ke dokter adalah yang usia kehamilannya minimal 35 minggu dan/atau ada keluhan berat. Mama yang masih belum genap 7 bulan dan nggak ada keluhan berarti, otomatis nggak masuk kriteria itu. Bingung harus bersyukur atau gimana, tapi yasudah, akhirnya Mama pulang, sambil memutar otak harus cek/usg di mana. Bagaimana mungkin Mama sama sekali nggak ngecek kandungan sampe 2 bulan ke depan. Itu nggak mungkin banget!

Akhirnya Mama browsing sana-sini soal klinik kehamilan yang deket rumah. Alhamdulillah nemu, Klinik Kehamilan Sehat, namanya. Tanggal 25 April tepatnya, Mama sama Ayah berkunjung ke sana. Protokol kesehatan untuk penanggulangan covid-19 sudah tampak di pintu masuknya, bikin secure sih, insya Allah aman kalo kayak gitu kondisinya. Sebelum masuk klinik, Mama sama Ayah diminta ngisi formulir kondisi kesehatan, pake hand sanitizer, pake masker, dan dijelaskan tata cara periksa selama ada pandemi ini. Setelah masuk, kursi di ruang tunggunya juga menerapkan physical distancing.

Beberapa saat Mama agak ngerasa amazed sama kliniknya. Nggak begitu besar, memang. Tapi ternyata klinik ini sudah punya banyak cabang di berbagai kota. Beberapa di antaranya juga udah mengakomodasi proses kelahiran pervaginam alias normal. Tapi kalau yang di tempat Mama periksa kali ini sih, baru klinik untuk periksa aja, belum melayani persalinan.

Setelah daftar, Mama dipanggil perawat untuk didata (karena pasien baru). Selanjutnya, cek tekanan darah dan berat badan. Alhamdulillah tekanan darah normal, dan (akhirnya) bobot Mama mencapai angka 60, hahaha. Ini berarti naik 7 kilo dari sebelum Mama hamil. Nggakpapa, yang penting kamu sehat, Nak. Kelar cek awal, Mama diminta menunggu dipanggil masuk ke ruang periksa.

Syukurlah Mama dapat urutan ke tiga, masih sepi. Karena saking semangatnya mau ketemu anak sholehahnya Mama nih, jadi Mama sama Ayah berangkat lebih awal. Setelah dipanggil, Mama sama Ayah masuk ke ruang periksa. Mama langsung diarahkan ke bed untk USG. Awalnya USG 3D kayak biasanya, yang hitam putih itu. Mama dijelasin beratnya kamu, posisi kamu (yang ternyata masih nyungsang dengan kepala di perut Mama sebelah kiri), dan HPL. Nah, setelah itu adalah sesi yang Mama tunggu-tunggu banget!

Akhirnya, Dokter mengalihkan untuk USG 4D dan tadaaaaaa...

Masya Allah, untuk pertama kalinya Mama bisa melihat wajah kamu, Nak :")

Yang paling menarik perhatian ya hidung kamu, hihihi. Perpaduan hidung Mama yang lebar, dan hidung Ayah yang mancung :D

Rasanya terharuuu sekali bisa lihat wajah bayi yang sehari-hari nemenin Mama bangun pagi nyiapin sahur, ikutan Mama rapat via aplikasi Zoom, bergerak-gerak heboh setiap Mama ngerasa laper, dan kemana-mana Mama bawa di dalam perut selama hampir 7 bulan ini. Sehat-sehat ya, Nakku :)

Selesai periksa, Mama dipesankan dokter supaya banyak-banyak sujud (biar kamu segera berputar alias pindah posisi kepala di bawah), banyak minum air putih, dan minum vitamin dengan teratur pastinyaa. Alhamdulillah so far puas dengan pelayanan di klinik ini. Walaupun Mama nggak terlalu banyak diskusi dengan dokternya, beda kalau pas sama dokter Della. Nggakpapa, sementara aja kita periksa di sini, sampai 35 weeks nanti bisa ketemu dokter Della lagi :)

Sampai jumpa di USG bulan depan ya, Nak. Mama dan Ayah sayang sekali sama kamu :)