Jumat itu adalah hari terakhir diklat, malamnya, aku sudah pesan tiket kereta ke Semarang. Perjalanan yang sudah kurancang sejak jauh hari. Sekitar dua bulan sebelumnya aku sudah browsing obyek wisata, transportasi, dan segala yang aku butuhkan untuk weekend escape kali ini, hehehe. Tapi yang penting sih di sana ada mbak Ita, seorang karib yang dulu sekantor dan sekarang Alhamdulillah sudah kembali ke homebase-nya :*
Aku memutuskan untuk naik kereta ekonomi ke Semarang. Karena, hanya kereta itulah yang nyampe-nya pagi, kereta lain bakal bikin aku nyampe dini hari di Semarang. Berhubung aku berangkat sendirian, aku nggak ambil risiko, mending pilih kereta yang nyampe-nya pagi, walau itu kereta ekonomi sekalipun. Tapi yaaah, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kereta ekonomi itu sering delay, demikian pula yang terjadi dengan keretaku kali ini. Tawang Jaya yang dijadwalkan berangkat jam 11 malam, delay sampai setengah jam-an kemudian. Karena sudah ngantuk luar biasa, nggak ada hal lain yang kulakukan selain tidur selama di perjalanan.
Setengah 7 pagi kereta merapat di stasiun Poncol. Berbekal gugel meps di handphone, aku mencari jalan ke hotel yang sudah kupesan sebelumnya, Hotel Surya. Syukurnya, jalan menuju hotel tinggal luruuuus aja sekeluar dari gerbang stasiun. Ada kali sekitar 600-an meter jaraknya, setara jalan kaki 10 menit. Kesan pertamaku untuk kota Semarang adalah: nice. Nggak seperti ibukota-ibukota lain di Pulau Jawa, Semarang nih nggak seberapa ramai. Cocok lah untuk yang lagi pengen liburan di kota tanpa hawa perkotaan yang terlalu pekat (?).
Sesampainya di hotel, akupun agak deg-degan, bisa langsung cek-in nggak yaaa, secara jam cek-in nya sih jam 2 siang. Setelah tanya resepsionis, Alhamdulillaah ada kamar, jadi bisa langsung cek in walau belum jam-nya. Yeay!
Hal pertama yang kulakukan setelah nyampe kamar adalah: nggeletak di kasur!
Ngerti kan, kursi kereta ekonomi itu kayak gimana? Tegak lurus 90 derajat! Punggung rasanya hmmmm..
Setelah tidur-tiduran, ngabarin mbak Ita, dan mandi-mandi, akupun duduk manis nonton tv sembari nunggu dijemput mbak Ita. Janjian jam 8, tapi molor dengan sebab musabab yang amat ndak elit, yaitu:
Mbak Ita balik lagi ke rumah gara-gara nggak bawain helm buat aku. Hahahaha.
Jam 9an, mbak Ita datang, kami berangkat. Petualangan di Semarang dimulai dari sini!
Perut keroncongan, mbak Ita ngajakin sarapan di tempat makan deket kantor. Menu khasnya Soto bayam. Awalnya pengen nyobain, tapi begitu tau mbak Ita pesen nasi pecel, ah runtuhlah keinginanku sebelumnya. Aku ikutan makan pecel deh jadinya :p
Baru nyampe di Semarang, aku sudah dibuat terpesona dengan harga makanan yang murah. Bayangin, dua porsi nasi pecel plus lauk ditambah dua gelas esteh, total dua puluh empat rebu! Heaveeeen... :D
Perut kenyang, kami siap melanjutkan perjalanan. Destinasi pertama yang akan dikunjungi pagi ini adalah Lawang Sewu! Yup, bangunan yang sejak dulu kental dengan cerita-cerita mistisnya itu lho. Tapi tenang aja, kan masih pagi, setannya masih bobok.. :p
Tempat parkir Lawang Sewu berada di samping luar kawasan gedung. Cukup membayar 10.000 rupiah, kita bisa menjelajah komplek Lawang Sewu sepuasnya :D
|
komplek Lawang Sewu dengan pohon mangga yang amat besar di tengahnya :D |
|
koridor, jendela, pintu, menara |
|
entah kenapa rasanya tangganya bagus :p |
|
flower :3 |
|
galeri foto stasiun-stasiun jaman dulu :D |
|
selfie dikit :p |
Waktu ke sana, kami kebarengan rombongan wisata dari Cirebon yang nggak tanggung-tanggung jumlahnya, 5 bis besar! Jadilah foto-fotonya mesti nunggu, nyari spot yang bagus dan sepi, hihi. Jadi, Lawang Sewu ini dulunya semacam kantor gitu. Di sini juga semi museum sih, karena ada beberapa replika lokomotif, galeri foto stasiun dan jembatan jaman Belanda, dan banyak hal yang berkaitan dengan perkeretaapian. Sudah nggak ada hawa seremnya sih (ya iyalah ke sana siang-siang. cobak malem!).
Puas foto-foto, kami lanjut perjalanan ke kafe salah satu kafe hits di Semarang. Berhubung hawa yang lumayan gerah, diputuskan untuk ngeskrim aja, biar seger. Pilihan jatuh ke Linds Cafe di Jalan Papandayan. Maksud hati ingin makan eskrim sekalian menikmati pemandangan, eeeeehh ternyata lantai 2-nya baru buka jam 6 sore. Hiks. Tapi yasudahlah, kami tetep ngeskrim di situ, plus pesen satu wadah kentang goreng yang ternyata isinya bejibuuun bikin kenyang :D
Es krim, sofa, kentang goreng, dua perempuan, kombinasi yang lebih dari cocok untuk menghasilkan obrolan yang tiada habisnya. Sesiangan itu kami curhat-curhatan (aku sih yang curhat mulu, hahahaha). Jam setengah 3-an, kami cabs menuju destinasi berikutnya yaitu Masjid Agung Jawa Tengah.
Perjalanan yang ditempuh yaa lumayan jauh juga. Mungkin sekitar setengah jam-an. Setengah jam kalau di Semarang tuh jauh ya, karena jalanannya lancar, nggak kayak di Jakarta. Kami tiba di MAJT ketika sholat jamaah Ashar sudah berakhir. Diputuskan untuk nengokin menaranya dulu, tapi ternyata masih "istirahat", yaudah kami akhirnya masuk wilayah masjid, daaaaan foto-foto pastinya :D
Ada perasaan damai yang sama, ketika aku masuk masjid dimanapun itu. Dan MAJT ini, bahkan lebih megah daripada yang aku lihat di internet. Luas dan megah banget. Masjid ini memang jadi tujuan utamaku wisata ke Semarang, pengen berkunjung ke MAJT. Dan Alhamdulillah, bahkan berkesempatan untuk sholat jamaah di sini juga. Sayang sih payung-payung nya lagi tutup, karena dibukanya pas hari Jumat dan hari raya tertentu aja, hehe. Tapi tetep nggak mengurangi rasa senangku karena bisa menjejakkan kaki di masjid ini.
|
megah |
|
luaaaass |
|
wefie dikit :p |
|
cutie lights <3 |
Sekitar jam lima sore, ketika matahari sudah mulai teduh, kami nyoba mengunjungi menara lagi, kali aja sudah buka. Laaah, ternyata masih istirahat, bukanya jam setengah 7 malem, alias habis maghrib. Karena akunya emang pengen banget ke sini, pengen banget naik menaranya, akhirnya kami tetep nungguin di sana. Sembari nunggu maghrib, kami jalan-jalan keliling masjid, nyari suvenir, dan curhat-curhatan (lagi) (teteeeup).
Selepas maghrib, jam setengah 7 lewat dikit, sudah nggak sabar lagi ke menara Asmaul Husna...
|
bahkan semakin megah di malam hari <3 |
Dan pemandangan inilah yang kami dapatkan dari atas menara Asmaul Husna.. Masya Allah.. <3
|
kerlip kota Semarang |
|
how beautiful <3 |
Alhamdulillaah keturutan sudah! Demi perut yang mulai krucuk-krucuk, kamipun beranjak meninggalkan MAJT menuju tempat makan. Setelah menimbang satu dan lain hal, diputuskan untuk makan di kawasan kota lama. Aku sebagai tamu yang baru pertama kali ke Semarang mah manuuut wae sama tuan rumah. Hahaha.
Sesampainya di kawasan kota lama, kami disambut pasar barang antik. Literally barang antik. Di sana kami ketemu sama yang namanya tustel, uang kuno, radio jadul, telepon umum, sampai gagang pintu antik. Unik-unik banget!
|
ketukan pintu |
|
barang antique :3 |
|
:) |
Setelah galau mau makan di angkringan, sate, atau ikan bakar, kami memilih untuk makan gulai di seberang Gereja Blenduk, hehehe. Kata mbak Ita sih, tempat makannya udah terkenal dari dulu, lupa tapiii apa namanya ya, hahaha. Dan memang enak sih, satenya, gulainya, nyaaamm :9
Selesai makan, perut kenyang, kamipun pulang setelah membuat rencana untuk besok harinya..See you tomorroooow :)
Minggu pagi, jam 9an dijemput rombongan mbak Ita. Rombongan? Iya rombongan. Mbak Ita, mas Kentos, daaan si cantik Ayla. Piye iki, liburan disambut sak keluarga, kapan lagi kan? :p
Pagi itu aku sekalian cek out, jadi selesai jalan-jalan dan beli oleh-oleh bisa langsung menuju stasiun aja, nggak usah balik ke hotel lagi. Hari kedua di Semarang, sebelum balik ke Jakarta, mbak Ita cs membawaku ke Umbul Sidomukti yang terletak di derah dataran tinggi, di Kabupaten Semarang. Kurang lebih satu jam perjalanan lah menuju ke sananya.
Jalanan yang lancar dan menyenangkan memang jadi ciri khas Semarang kayaknya yaa. Nyaman aja deh di jalan, nggak macet. Memasuki kabupaten Semarang, mulai masuk wilayah dataran tinggi nih jalannya agak serem karena menanjak. Dan menanjak yang bener-bener menanjak, bukan yang melingkar-lingkar gitu jalannya. Tapi Alhamdulillah, mas Kentos dah ahli, ehehehe.
Jam setengah 11, kami sampai di Pondok Kopi. Di tempat ini, pengunjung bisa ngopi, bercengkrama, ditemani hawa sejuuuukk dan pemandangan hijau khas pegunungan. Betah banget lah di situ lama-lama. Makanan dan minumannya juga beragam, dan murah meriah. Semua minumannya under 20.000! Melebihi eksprektasi lah pokoknya! Yang bikin nggak asik cumaaa orang-orang yang ngerokok sih. Aku sebagai orang yang sehari-hari mengenyam polusi kota, kalau di sana kan pengennya menghirup napas dalam-dalam, menghirup udara bersih nan sejuk, bukannya asap rokok.. :(
|
Pondok Kopi |
|
flower :) |
|
Pondok Kopi (1) |
Di sekitar Pondok Kopi, ada beberapa Goa yang dijadikan objek wisata. Aku sih nggak pernah tertarik wisata goa. Bukan apa-apa, aku takut aja :p
Pemandangan di sekitar Pondok Kopi memang bagus banget lah. Nggak heran, banyak orang nyari spot foto, bahkan piknik di sini juga. Aku, mbak Ita, dan Ayla tentulah nggak ketinggalan foto-foto juga :D
|
Ayla tantiiik :* |
Puas makan dan minum di Pondok Kopi, kami beralih ke tempat selanjutnya, ke Umbul Sidomukti-nya, yang ada kolamnya. Tempatnya jauh lebih ramai dibanding pas di Pondok Kopi. Mungkin harus datang pagian lagi yaa, biar masih sepi gitu. Tapi pemandangannya tetep jempolaaan! :D
|
rameeee |
|
fokus ke yang dekat, tapi perhatikan juga yang di kejauhan :) |
|
relaxing <3 |
|
i do really love this view <3 |
|
ini tema bajunya ngga sengaja samaan :D |
|
air terjun mini :3 |
Setelah puas foto-foto, kami segera cabs kembali ke kota Semarang. Kereta balikku ke Jakarta jam 4 sore, belum beli oleh-oleh. Perjalanan kembali ditempuh selama satu jam-an, plus mampir-mampir beli oleh-oleh.
Setengah 4 sore, sampailah kami di stasiun Tawang. Ah, liburan telah usai... :")
Big thanks untuk mbak Ita sekeluarga yang sudah nemenin aku kemana-mana selama di Semarang. Terimakasih banyak atas waktunya, atas tenaganya, atas segalanya. Makasih mbak Ita untuk curhat-curhatannya, obrolannya, semuanya. Walaupun kita beberapa kali bermasalah dengan ibu-ibu rempong, wkwkwk, semoga besok-besok kalau udah jadi ibu-ibu, kita nggak begitu yaa :"") (eh kamu sih udah ibu-ibu ya, aku yang belum -__-)
Next time kalau ke Semarang lagi, tak bawa pasukan yang bisa nyetir, jadi kita tinggal duduk manis :p
Sampai jumpa lagi kapan-kapan :*
Semarang, 6-7 Agustus 2016