pict taken from goodreads.com |
Minggu, 28 Februari 2016
untuk @nedd_
Sabtu, 27 Februari 2016
Book Review: Bumi by Tere Liye
Hei, Jodoh!
Kakinya yang tampak tidak bisa berhenti melangkah? Raganya yang seperti tidak bisa dibuat betah di dalam rumah? Jiwanya yang kau pikir selalu rindu kebebasan?
Sejauh-jauhnya seorang traveller melangkah, akan selalu ada rumah di dalam pikirnya.
Sebebas-bebasnya jiwa seorang traveller, akan selalu ada jiwa lain yang mengikatnya, membuatnya rindu untuk bertemu.
Sebanyak apapun destinasi yang menjadi impian-impiannya, berada di samping orang tercinta akan menjadi destinasi yang tak ternilai untuknya.
Jadi apa yang kau takutkan?
Ketika cincin telah melingkari jarinya, hari-hari bersamamu akan jadi perjalanan panjang yang paling menyenangkan untuknya.
Jadilah rumahnya, tempatnya selalu rindu untuk pulang.
Senin, 15 Februari 2016
Kepada Tanya yang Rindu Jawaban
Di suatu pagi ketika kau kembali mengusik ingatan
Maka kenanglah bagian indahnya saja
Aku paham jika segala sesuatu diciptakan berpasangan, pun dengan pertanyaan
Pasti berjodoh dengan satu jawaban sebagai pasangannya
Tapi akupun cukup mengerti bila tidak semua jawaban bisa mudah diungkapkan
Banyak pertimbangan, semakin dewasa, pertimbangan itu beranak-pinak
Tentang apa yang bisa dan tidak bisa
Tentang apa yang pantas dan tidak pantas dikatakan
Di suatu malam ketika kau kembali dari ketiadaan sementaramu
Maka besarkanlah hatimu
Luaskanlah penerimaan akan segala
Kau bisa memaksa diri sendiri bertanya
Tapi jawaban tidak, dia punya tuannya sendiri
Bukan wilayahmu untuk memaksanya memenuhi ingin tahumu
Lalu, di suatu senja jika pertanyaan-pertanyaan itu kembali menghadirkan ragu dan sendu
Maka nikmatilah saja senjanya
Rasakan syahdu warna langit luas
Tenggelamlah, dalam lautan jingga keikhlasan yang indah
Resapi, bahwa separuh hidup adalah menerima
Sabtu, 13 Februari 2016
Kepada Teman Baru yang Baik Hatinya
Hai, sudah tiga bulan lebih berlalu sejak aku menapakkan kaki di tanah Sumatra untuk pertama kali. Kota Medan, tempat kalian tinggal. Aku datang sebagai orang asing, yang bahkan hanya singgah dua hari di sana. Tapi kebaikan kalian menjadi salah satu hal yang akan terus aku ingat.
Hammam, tuan tanah Medan yang baik, menemani pelesir ke sana sini.
Agung, wirausahawan dari Aceh. Yang bahkan tidak ada kata "agung" dalam namanya. Sayang sekali yaa waktu aku ke sana nggak bisa nyobain smoochi nya. Udah diborong habis sama sang tetangga kontrakan.
Fauzi, happy wedding yaa Ji. Maafkan aku nggak bisa datang.
Dani, teman seangkatan yang nggak berubah sama sekali kelakuannya. Masih cerewet, masih gila seperti saat pertama kenal.
Terimakasih karena sudah menyambut dengan sangat ramah dan menyenangkan. Dua hari di Medan, dengan banyak kebaikan yang nggak terlupa. Terimakasih sambutan karaokean rame-ramenya. Terimakasih ke durian ucok-nya. Terimakasih sudah dicarikan jas hujan. Terimakasih karena telah membuat aku nggak merasa sendirian selama di Medan. Senang bisa kenal kalian semuaaa.. :D
See yaa next time, guys. Semoga bisa bertemu kembali :)
Jumat, 12 Februari 2016
Kepada Hujan
Rabu, 10 Februari 2016
Sepeda, Pulau, dan Kamu
Selasa, 09 Februari 2016
Buku Harian Digital
Kamis, 04 Februari 2016
Ibu Satu Hari
Traveling selalu membawa cerita baru, tempat baru, orang-orang baru. Ini semi solo traveling saya yang paling jauh dibanding yang sebelumnya. Kali ini saya bertemu orang-orang baru, dan Ibu adalah salah satunya.
Selasa, 02 Februari 2016
Lebih Dari Sekedar Ibukota
Senin, 01 Februari 2016
untitled ke sekian
Kamu pernah merasakannya?
Rasa ketika kau tahu senja tak seharusnya segelap ini
Rasa ketika kau tahu mestinya hujan tidak sederas ini
Rasa ketika akhirnya kau sadar, harusnya bukan itu yang kau rasakan
Rasa ketika kau tahu bukan jawaban itu yang mestinya kau katakan
Atau bahkan pertanyaannya yang salah
Atau diri yang terlalu memberi toleransi
Atas deviasi tanya jawab yang hadir di luar batas wajarnya
Suatu saat mungkin kau akan paham
Kalau aliran ini tak semestinya turun ke muara yang itu
Kau hanya sengaja mengeruk lebih dalam
Sengaja membelokkannya
Sampai di ujung sana kau akhirnya mengerti
Bukan ke muara yang ini, ia harus berhenti