Kamis, 24 Juli 2014

Hore Dapet Liebster Award! :D

2

Selamat pagi semuaa.. Akhirnya bikin postingan ini juga, setelah beberapa kali survey blog mana aja yang mau aku kasi Liebster Award berantai ini. Hehe. Okay, mari kita mulai sajaaa :D

Semua berawal dari seorang blogger bernama Dinar Astari yang kasi komen di salah satu postinganku. Komennya adalah dia ngasi aku Liebster Award. Nah, aku langsung mikir, apaan sih Liebster Award itu? Setelah mampir ke postingannya dia tentang Liebster Award, aku jadi tau, kalo Liebster Award tuh semacam penghargaan yang kita kasi ke blogger lain untuk menjalin silaturahmi per-blogger-an. Seneng dapet Award ini, berarti blog-ku lumayan terkenal karena ada yang tau. Makasih banyak ya Dinar.. :D



Nah, kalo udah dapet Liebster Award, maka ada beberapa hal yang menjadi PR kita, yaitu:

1. Buat postingan tentang Liebster Award yang berisi:  
Pengertian Liebster Award, umumnya menampilkan logo Liebster Award juga (share informasi)
2. Ucapan terima kasih kepada pemberi award
3. Sebutkan (boleh juga pakai penjelasan) 11 hal tentang diri kita

4. Jawab 11 pertanyaan dari pemberi Award 
5. Pilih 11 blogger lain untuk kita beri 11 pertanyaan juga

6. Tunggu balasan dari blogger-blogger pilihan kita \(^,^)/

Oke deh kalo gitu, langsung aja aku kerjain PR nya, karena nomor 1 dan 2 udah dikerjain di atas, aku mulai dengan yang nomer 3, 11 hal tentang diri aku:

1. Nama udah tercantum di blog ya, aku lahir di Surabaya tahun 1991 bulan Januari tanggal 21, yang mau kasi kado, silahkaan :D

2. Aku punya banyak hobi sih, tapi yang paling sering aku lakuin itu nulis, nyanyi, daaan traveling..

3. Selalu sediain waktu minimal 2 bulan sekali untuk me-time alias menikmati waktu sendirian. Kegiatannya bisa macem-macem sih, bisa ke toko buku, nonton, atau sekedar pergi ke tempat nongkrong favorit. Tapi harus sendirian.

4. Nggak suka banget film horor, bikin aku kebayang-bayang terus.

5. Pengingat yang baik, termasuk untuk hal-hal yang semestinya nggak usah diingat (masa lalu misalnya, hahahaha)

6. Baru saja memutuskan untuk berjilbab tanggal 26 Mei 2014.

7. Sedang berusaha konsisten bikin sehari satu postingan, tapi karena sibuk jadi mengendurkan target itu, jadi minimal ada 3 postingan dalam seminggu.

8. Pelor banget, alias gampang tidur.

9. Nggak bisa kalo sehari aja nggak makan nasi.

10. Punya beberapa tulisan yang dijadiin lagu sama temen-temen.

11. Pernah jadi Pimpinan Redaksi Majalah Sekolah "Derap Pelajar" pas masih SMP.


Nah, 11 hal tentang diriku udah aku tulis. Sekarang lanjut ke PR berikutnya: menjawab 11 pertanyaan dari Dinar...

1. Apa kamu punya filosofi tersendiri mengenai tampilan blogmu?
J: Sebenernya nggak ada filosofi tersendiri, sih. Tapi aku selalu mengusahakan biar tampilan blogku itu warna-warni, sesuai sama nama blog-ku yang ada kata pelangi-nya.

2. Kenapa mau membalas pertanyaanku di award ini?
J: Mau aja, nggak semua hal butuh alasan kan.. huahahaha :p

3. Pernah nangis nonton kartun Hacchi? Nih, kalau lupa yang mana
J: pernah bangeeet, atau malah sering ya? sedih banget sih kartunnya..

4. Menurutmu, Nobita pantas nggak bersanding dengan Shizuka?
J: Pantes-pantes aja sih, kayaknya..

5. Pernah kepikiran nggak, sebenarnya mungkin Suneo dan Giant 
   juga nyimpen perasaan ke Shizuka?
J: Nggak, ntar jadi kayak FTV

6. Hafal lagu opening Tsubasa nggak?
J: Nggak..

7. Cita-cita apa yang diharapkan bisa tercapai dalam 5 tahun ke 
   depan?
J: Menjadi seorang ibu dari anak yang lucu-lucu.. :D

8. Menurutmu, penting nggak mereply komen pengunjung?
J: Penting lah, penting banget malah.. :D

9. Kamu sudah lihat foto profil blog-ku. Nah, gimana kalau tiba- 
   tiba kita papasan di suatu tempat? Apa yang akan kamu lakukan? 
   *hihihi
J: Menyapaaa, kalo inget nama ya, soalnya aku lebih gampang inget muka daripada inget nama.. :p

10.Pernah kepikiran kabur dari rumah nggak? (sinetron banget) 
J: mmm, nggak pernah sih.. Kalo mau pergi tinggal ijin aja, dan pasti dikasih.. haha

11.Mau bawa koper atau ransel? (lanjutan no.10)
J: karena nggak berencana kabur, aku anggep aku mau traveling ya, jadi aku lebih suka bawa ransel :D

Huaaah.. selesai PR yang ke 4..

Oke, PR yang ke 5 adalah pilih 11 blogger lain dan kasih 11 pertanyaan... *brb mikirin pertanyaan*


1. Namamu terdiri dari berapa kata? Kalau jumlahnya ganjil, kata ke 3 nya apa? Kalau genap, kata ke 2 nya apa?

2. Apa yang kamu lakukan seandainya tiba-tiba ada orang yang jatuh cinta hanya karena membaca tulisan-tulisanmu?

3. Apa yang bikin kamu terdorong buat bikin blog?

4. Pernah patah hati, nggak?

5. Bisa naik sepeda motor, nggak?

6. Apa kamu punya satu cita-cita yang belum tercapai dan masih sangat kamu inginkan sampai detik ini?

7. Siapa orang yang ada di sebelahmu saat ini?

8. Kartun favorit di masa kecil?

9. Seandainya bisa pilih, mau tinggal di Jakarta, Jogja, atau Surabaya?

10. Lebih suka ke pantai atau ke gunung?

11. Apa kamu berencana terus menghidupkan blog-mu sampai tua nanti?


Daaan.. 11 orang yang dapet Liebster Award dari aku adalaaah:
5. Angie
8. Rifqi
10. Dea
11. Ardiologi


Selamat buat 11 orang di atas, hihihi. Selamat menjawab pertanyaan-pertanyaan aku, dan semangat nerusin Liebster Award ini ke blogger yang lain.. Semoga Liebster Award ini bisa mempererat persaudaraan kita sesama blogger. Jangan berhenti menulis, kawan-kawan! :D

Rabu, 23 Juli 2014

Menujumu

0

Jalanan yang ramai. Bunyi klakson membahana saling menyahut di sana-sini. Oh Tuhan, bukankah ada banyak kota yang lebih nyaman untuk ditinggali selain kota ini?

Orang-orang yang cuek dan tidak peduli. Pengendara motor yang seenak jidatnya serempet sana-sini para pejalan kaki yang haknya direbut para pedagang kaki lima. Aku merutuki kebodohanku sendiri. Kenapa aku mesti diterima kuliah di sini? Kenapa aku mesti menuliskan nama universitas di kota ini? Ah, Icha, bodoh sekali kamu..

Harusnya aku bisa tetap di kota kelahiranku. Kota yang nyaman. Kota yang ramai tapi tanpa kemacetan. Kota yang besar, semua ada, tapi dengan orang-orang yang masih punya kepedulian.

Bruk!

"Aduuuh! Mas, kalo jalan lihat-lihat, dong!"

"Lho? Icha? Ngapain kamu di sini?"

"Ra.. Raka.."

Aku membisu. Dialah alasanku merantau ke kota ini.


"Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari http://www.nulisbuku.com  di Facebook dan Twitter @nulisbuku"

Senin, 21 Juli 2014

Tentang Puisiku (akhir-akhir ini)

0

Seorang teman, seorang sahabat, sekaligus keluarga dan pembaca setia blog-ku, kapan hari bilang begini:

"Aku nggak terlalu suka sama puisinya aul. Selain karena emang nggak suka puisi, aku jadi bertanya-tanya tentang luka hati seperti apa yang pernah kau alami, naak?"  (lanjut curhat..)

Hahaha

Cuman bisa ketawa sih..

Nothing..

Ini hanyalah cerita yang silih berganti

Tentang orang-orang yang datang, mampir, menetap, atau malah pergi

Tentang senang dan sedih yang beriring-iring

Tentang rasa-rasa yang mencoba dipahami hati



Buatku puisi akan tetap menarik sampai kapanpun. Apa menariknya? Ya itu tadi, salah satunya, membuat orang bertanya-tanya. Iseng, huh? Entahlah, kadang ada kepuasan tersendiri ketika berhasil menyembunyikan sesuatu dalam rangkaian kata.. :)

Rabu, 16 Juli 2014

Aku Nggak Gila

1

"Aku pemarah."

"Aku pelupa."

"Makanku belepotan."

"Lemari bajuku berantakan."

"Aku nggak bisa dandan, aku nggak cantik."

"Aku ganteng. Maaf kali ini aku nggak bisa lebih buruk dari kamu, Vi."

Vivian mencubit lenganku sambil tertawa.

"Aku pernah hampir di-DO saking bandelnya.."

"Ah iya, Vi.. Dan aku yang turut bandel bersamamu.." aku tersenyum.

Kuhadapkan wajahku ke wajah Vivian.

"Vi, aku mau nikah sama kamu."

"Whaaatt??? Kamu gila, Arman??"

"Nggak. Aku nggak gila. Aku jatuh cinta."




"Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari http://www.nulisbuku.com  di Facebook dan Twitter @nulisbuku"

Melepasmu

8

"Jadi, kapan kamu berangkat?" tanya Nera sambil memainkan lemon di dalam minumannya.

"Besok, seperti yang udah aku bilang. Aku berangkat besok."

Almas menjawab Nera sekenanya. Lelaki itu tak pernah berubah, selalu saja cuek, semenjak mereka bertemu bertahun-tahun yang lalu.

"Mmm, kapan pulangnya?"

"I dont know.. Kenapa?"

Kenapa? Kamu tanya kenapa? Batin Nera. Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah..

"Nggakpapa sih, nanya doang."

Almas melirik jam tangannya.

"Yaudah pulang, yuk, Ra. Udah malem, besok aku berangkat pagi-pagi banget."

"Kamu duluan aja.."

"Okay. See you, Ra. Take care." Almas mengacak rambut Nera untuk yang terakhir kali. Terakhir, sampai setidaknya entah kapan mereka bertemu lagi.

Paris menunggu Almas esok hari.

***

Di malam yang dingin, Nera masih sempat mampir ke jembatan besar dekat perumahannya. Tempat di mana pertama kali dia bertemu dengan Almas, saling menabrakkan sepeda.

Mungkin ada lima menit. Sampai Nera memutuskan melarung kotak kecil yang disiapkannya untuk Almas sejak jauh hari.

Dan malam itu, dilepas pula rasa cintanya.



"Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program dari di Facebook dan Twitter "

Senin, 14 Juli 2014

Firasat :)

0

Salahkan pikiran yang masih suka bermain-main ke masa-masa yang tak terduga, sampai akhirnya terciptalah status beginian di akun line saya:

"Benar adanya Allah telah memberikan "early warning system" dalam diri tiap manusia berupa suatu firasat, feeling, kata hati, atau apalah itu namanya. Kita sendiri yang sering mengabaikannya."

Lalu ada yang menanggapi, tanya, gimana cara bedain bahwa yang kita rasain itu memang petunjuk, atau cuma sekedar perasaan kita sendiri aja. Sedihnya, saya juga nggak tahu gimana cara bedainnya, tapi...

Ada satu hal yang jadi patokan saya selama ini mengenai dunia per-feeling-an, dan sejauh ini sih selalu jitu. Tapi nggak jarang juga sering saya langgar sendiri, saya cari sendiri pembenaran-pembenaran yang jadinya malah mengingkari feeling yang saya rasakan. Apakah patokan ituuu? Oke, lemme share it to you.. :)

Biasanya, ini versi saya ya, "early warning system" itu pertama-tama datangnya melalui rasa ragu. Ragu, iya atau nggak, mau tetep lanjut atau nggak, yang lagi dijalanin tuh bener atau nggak. Lalu, seperti selayaknya orang yang lagi ngerasa ragu, pasti dong tergerak untuk nyari jawaban. Nyari ke mana? Pertama pasti nyari ke dalam diri sendiri, tanya sama diri sendiri. Percaya atau nggak, diri kita, hati kecil kita selalu punya jawaban yang benar. Tapi sayangnya, seringkali jawaban itu nggak kita percaya.

Lalu tergeraklah mencari jawaban itu lewat pembicaraan dengan Yang Kuasa. Tergerak mengungkapkan banyak pertanyaan melalui rangkaian doa. Nah, di sini saya biasa nemuin titik baliknya.

Kalau tetap merasa ragu, lebih baik tinggalkan.

Kalau untuk hal-hal sepele, atau untuk hal-hal yang biasanya cuma melibatkan logika, petunjuk macam ini mudah sekali saya turuti. Tapi, masalahnya, beda lagi sama urusan hati, urusan perasaan. Saya, nggak jarang, malah mencari pembenaran, nyari-nyari alasan yang bisa mematahkan rasa ragu yang semestinya jadi "early warning system" itu sendiri. Jadinya yaa, gitu deh.. Hahaha

Dan pahitnya, pas udah berasa sakit hatinya, baru inget, kalau dulu sudah punya firasat, sudah ada feeling nggak enak. Tapi diabaikan. Nyesek banget sih kalau ternyata feeling itu benar adanya.

Jadiiiii, the point is:

Jangan pernah mengabaikan rasa ragu yang bahkan masih terasa kuat setelah kita curhat habis-habisan sama Tuhan. Biasanya, itu memang peringatan, petunjuk kalau hal yang bikin kita ragu itu jauh lebih baik kalau kita tinggalkan..

Postingan ini sifatnya cuma berbagi aja. Karena bisa jadi "early warning system" itu beda-beda di tiap orang. Ini "early warning system" -ku, bagaimana denganmu?? :)

Minggu, 13 Juli 2014

balada SK

1

Menunggu tidak pernah se-gelisah ini
Menunggu tidak pernah terasa se-lama ini

Ketidakpastian belum pernah se-menyiksa ini
Ketidakpastian belum pernah membuat se-penasaran ini



*balada nunggu SK Penempatan Definitif*

Sabtu, 12 Juli 2014

Di Hari Hujan

0

Meresahi rindu yang datang
Melangkahi barisan angan-angan
Malam yang kelam tak bisa jadi tempat sembunyi
Dari rasa sepi yang menundukkan hati

Di hatiku seharusnya kamu pulang
Di jiwaku harusnya kamu tinggal
Namun keyakinan ini meletihkan
Sebab kamu tak pernah sadar

Dalam sunyi aku bernyanyi
Tentang cinta yang tak pasti
Yang lamat-lamat menyiksa batin
Hening, tapi membuat mati

Jumat, 11 Juli 2014

berhentilah :)

0

berhentilah menangis
masih ada pagi yang harus kamu isi
masih ada simfoni yang harus kamu iringi
masih ada cerita yang harus kamu bagi

berhentilah meratap
masih ada lembar buku kehidupan yang harus kamu beri warna
masih ada banyak langkah yang harus kamu jejakkan
masih ada bahagia yang menunggu di depan

berhentilah
berhentilah
kembalilah seperti kamu yang aku kenal

Ingat Mati

0

Orang yang ingat mati
Pasti baik perilakunya
Orang yang ingat mati
Pasti bagus ibadahnya
Orang yang ingat mati
Pasti menjalin silaturahmi dimana-mana
Orang yang ingat mati
Pastilah senang memaafkan dan meminta maaf
Orang yang ingat mati
Pastilah taat kepada Allah..




-KH. Muh. Arifin Ilham-

Tabligh Akbar Nuzulul Qur'an Kementerian Keuangan

Tak Lagi Ada

0

barisan kata maaf
lalu ungkapan rasa sesal
sementara di hati hanya satu yang kurasa
kecewa

bagaimana bila lepaskan saja?
semua angan yang sempat melayang
segala harap yang belum sedikitpun memudar
memori tentang tawa tangis yang saling kita bagikan
dulu

tidakkah kamu lelah mengulang?
karena aku tak bisa lagi berjanji
tak mampu lagi bertanya mengapa
mungkin beranjak habis rasa percaya

bagaimana bila tak lagi bersama?
mungkin kau lebih bahagia
jika tiada ku di setiap langkah

bagaimana bila tak lagi saling menggenggam?
mungkin kau lebih baik bersamanya
jauh dariku selamanya

mungkin semuanya kan jadi lebih indah
tanpa ada aku di sana

Ini Tentang NIAT :)

2

Good morning, Good Friday :)

Hari ini hari Jumat jam 8 pagi. Aku lagi di kantor, kepikiran tentang suatu tema, dan yaaa akhirnya aku segera posting. Berhubung hari Jumat itu berarti hari santai, jadilah aku bisa nyantai posting ini itu. Hehehe.

Satu hal yang kepikiran dari tadi, sejak baru bangun tidur adalah tentang 'perubahan'. Perubahan yang aku maksud di sini tuh perubahan pribadi. Perubahan seseorang menuju level yang 'lebih' dari dirinya saat ini.

Perubahan seseorang tentulah nggak semudah Power Ranger yang cuma harus bilang "Berubah!!" buat ganti wujud. Perubahan seseorang melalui proses yang bisa panjang, bisa pendek, atau malah panjaaang sekali. Masalahnya, yang mau diubah nih biasanya hal-hal yang sifatnya udah jadi kebiasaan, pembawaan, karakter, pokoknya hal-hal yang memang butuh waktu untuk diubah.

Aku pernah cukup lama bertahan dengan seseorang untuk bisa melihatnya berubah. Aku nggak muluk-muluk pengen jadi alasan seseorang untuk berubah, atau bahkan menjadi pahlawan yang bisa bikin dia berubah. Simpel, aku hanya ingin jadi orang yang menyemangatinya untuk berubah, aku ingin melihatnya membaik bersamaku..

Ah malah curcol, hahahaha

Tapi nyatanya aku gagal. Bukan karena aku nggak sabar, bukan karena akunya yang nggak tahan. Tapi seseorang itu nggak pernah punya niat yang sungguh-sungguh untuk berubah.

Jadi, yang perlu digarisbawahi, di-stabilo, di-capslock dalam masalah perubahan ini adalah: NIAT

Yes, NIAT.

Perubahan itu butuh niat yang bahkan lebih keras dari baja. Aku percaya setiap orang bisa berubah, walau entah dalam waktu singkat atau lama. Tapi, semua tergantung di dirinya sendiri. Tergantung sama niat dalam dirinya. Kalau orang-orang di sekitarnya udah mendukung banget untuk perubahannya, tapi dalam dirinya nggak ada niat yang kuat untuk berubah, ya percuma. Alias nol besar.

Betapa pentingnya niat dalam proses perubahan. Nggak cukup niat itu harus lebih keras dari baja, tapi niat itu tentu aja mesti niat yang benar. Niat yang paling benar, menurutku sih niat karena Tuhan. Niat karena ingin menjadi pribadi yang lebih baik di mata Tuhan. Mau ke mana sih kita setelah semua yang kita jalani di dunia ini? Kembali ke Tuhan. Semuanya.

So, let's move up. Kalau hari esok harus lebih baik daripada hari ini masih terlalu sulit, boleh lah untuk awalan kita bikin progress bulanan dulu. Apa yang mau kita ubah dari diri kita, kebiasaan apa yang pengen kita mulai atau bahkan justru pengen kita hilangkan, kita ubah semuanya pelan-pelan. Jangan lupa, niatkan hanya untukNYA, bukan untuk siapa-siapa.

Koreksi diri lagi dan lagi. Lalu NIATkan untuk berubah jadi manusia yang lebih baik lagi. Semoga Tuhan meridhoi.. :)

Kamis, 10 Juli 2014

Kembali Pulang

0

Kontrakan ini sepi sekali. Ratih, teman kontrakanku satu-satunya. Maksudku, satu-satunya yang bertahan. Ratih pun akhirnya tak kuat berlama-lama denganku.

Kepulan asap rokok di sana-sini. Sekarang sudah jam 11 malam dan entah ini kotak rokok ke berapa yang berhasil aku kosongkan. Apa yang lebih nikmat dari rokok dan kesendirian? Ah, hidupku kacau sudah, sejak orang itu pergi. Pergi ke jalan yang sama dengan jalan yang kutempuh saat ini.

Kopi pekat di cangkirku sudah terlihat ampasnya. Baru saja ingin kusesap, jika saja tak kudengar ketukan di pintu depan. Tak mungkin Ratih pulang, pikirku.

Pintu kubuka, dan...

"Untuk apa datang lagi?"

"Untuk mengembalikan kamu yang dulu.."

"Bercanda? Aku bahkan begini karena kamu."

"Lana, aku memang mungkin tak sebaik dulu. Tapi aku nggak pernah merasa sebaik ini karena berhasil nemuin kamu."

"Too late, maybe..", aku meniupkan asap rokok ke arahnya.

"Aku akan menebus keterlambatan itu dengan seluruh waktuku."

Lalu rokokku jatuh ke tanah. Tubuhku jatuh di pelukannya, masa lalu dan masa depanku.




"Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program dari di Facebook dan Twitter "

Maaf

2

Di sudut jalan ini, setahun yang lalu, aku melihat Damar. Itu benar dia, dengan jaket parasut biru tua, jaket yang kuhadiahkan di ulang tahunnya yang ke dua puluh tiga. Harusnya aku bahagia, sampai kutamatkan ternyata di sebelahnya ada seorang perempuan, bergelayut manja.

Barisan kata maaf, sesudahnya. Beribu penyesalah sudah dia ungkapkan. Tak akan lagi mengulang, katanya. Dan aku, Syafa, yang selalu saja pemaaf.

Burung-burung berkicau sore ini, terdengar riang. Aku duduk di salah satu bangku di bawah pohon rindang. Aku mencoba mengenang, mencari-cari satu alasan.

Mengapa aku tidak pernah bisa membencinya?

Syafa, maafin aku. Aku pengen kita balikan.
Aku jelasin semuanya.
Aku tunggu di tempat biasa..


Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program dari di Facebook dan Twitter

Rabu, 09 Juli 2014

Balkon

0

Malam ini seorang teman baik datang berkunjung ke kosan. Menyenangkan rasanya bisa kumpul bertiga di kamar kos yang kecil nan sempit. Makan seadanya, cerita ini itu. Mulai soal diklat prajabatan, tentang DJKN, sampai tentang perasaan.. :p

Lalu, jam 9 tadi diapun pulang. Sebelum pulang, mampirlah dia ke balkon kosan. Aku jadi ikut-ikutan keluar ke balkon, padahal lagi nggak enak badan. Tapi rasanya udah lama banget nggak nongkrong di balkon.

Balkon ini mungkin bakal jadi salah satu tempat yang aku kangenin suatu hari nanti. Di balkon ini aku biasa ngabisin waktu sendirian kalo lagi pengen sendiri. Di balkon ini aku sama temen-temen kosan pernah makan sate bareng sambil lihat bintang-bintang di langit. Di balkon ini juga aku biasa ngelihat langit, ngelihat lampu jalan warna-warni kalo malem..

Balkon ini nggak luas, tapi cukup untuk menyimpan banyak cerita.. :)

Selasa, 08 Juli 2014

Karena Hidup itu Menerima

0

Flashback setahun terakhir.. Rasanya banyak sekali hal-hal yang terjadi dalam hidup. Banyak hal yang bikin aku merasa bahwa fase hidupku ini berjalan sangat cepat. Dan, banyak hal juga yang tidak bisa aku mengerti, banyak hal yang menuntut aku untuk bisa menerimanya. Ya, menerima tanpa harus memahami, atau bahkan sekedar mengetahui alasan dari peristiwa-peristiwa itu.

Sampai pada beberapa minggu terakhir ini. Lagi, lagi aku bertemu dengan hal-hal yang bikin aku bertanya-tanya "kok bisa, sih??" , bikin aku nggumun "ah, masa sih??", bikin aku nggak habis pikir.

Sampai akhirnya aku tiba di satu kesimpulan, bahwa:

Inilah hidup. Kadang, hidup akan memaksamu untuk menerima, sekalipun kamu nggak paham, nggak ngerti alasan di balik kejadian yang kamu alami.

Jika kamu dan kamu membaca ini, aku bisa katakan bahwa rasa sesaknya sudah hilang. Di suatu siang yang panas, setelah aku gemetar memegang handphone karena membaca beberapa pesan pendek, di salah satu ruangan paling nyaman di kantor, aku sudah menumpahkan semuanya.

Aku sudah menumpahkan ketidakpahamanku, sesaknya perasaan, dan semua yang mengganjal di hatiku, kepadaNYA. Hanya DIA yang Tahu bagaimana kondisiku sepenuhnya saat itu.

Aku tidak ingin lagi merasa lelah. Aku tidak ingin lagi merasa bodoh.

Dan sekarang aku sudah menerima semuanya.

Menerima.

Tanpa aku ingin tahu semua alasan di baliknya. Tanpa aku ingin tahu bagaimana bisa terjadinya. Tanpa aku ingin tahu apa yang terjadi sebelum dan sesudahnya.

Satu hal lagi yang aku pahami adalah:

Mungkin, Allah menjaga ketidak-sepaham-anku, agar pemahaman baik itu tidak terkontaminasi.

Biarlah aku sampai nanti, tetap tidak bisa memahami. Biarlah aku sampai nanti tetap seperti itu.

Jika kamu dan kamu membaca ini, membaca postingan ini. Ketahuilah, bahwa manusia akan menuai apa yang ditanamnya.

Senin, 07 Juli 2014

Cerita Ilalang

0

Ilalang yang kelelahan
Dipermainkan angin semilir
Ditiup ke utara, selatan
Dilambaikan ke timur juga barat
Tapi ia senantiasa kembali ke posisinya semula

Ilalang yang dikhianati senja
Katanya ilalang akan semakin indah di kala langit menjadi jingga
Tapi ternyata senja bukan miliknya saja
Ada arakan awan-awan yang lebih mempesona
Terpikirkah seandainya awan dan ilalang itu bersahabat?

Ilalang yang seketika ingin kebebasan
Pergi tanpa pamit
Mungkin rebah ke tanah
Atau mungkin terbang tanpa tuju dan arah

Ilalang yang kemudian tertidur lelap
Beristirahat dari dunia yang sering tidak ramah padanya..

Sabtu, 05 Juli 2014

Ramadhan

0

Marhaban Yaa Ramadhan...
Di terik siangmu aku menghamba
Membenamkan ego dalam sujud
Meluruhkan lara lewat untaian kata di udara

Suatu hari itu
Hari di mana aku berjanji untuk benar-benar menutup

Hari di mana aku akan pergi tanpa pamit

Marhaban Yaa Ramadhan..

Ini aku yang baru, datang menyambutmu..

Ramadhan pertamaku dengan jilbab yang mengulur indah

Ramadhan pertamaku di perantauan

Ramadhan pertamaku tanpa keluarga..

Ramadhan ini juga

Yang hari-hari pertamanya kulewati dengan keluarga baru di Jakarta



Marhaban Yaa Ramadhan..

Semangat membarukan diri kembali... :"

Rafles 105!

0

Haiiii... akhirnya akhirnya akhirnyaaa.. Setelah satu bulan lamanya ngejalanin Diklat Prajabatan yang fulll banget kegiatannya, aku punya kesempatan untuk posting lagi. Lama banget rasanya nggak posting, jari-jari ini serasa kaku menari di atas keyboard.. *tsaaahh
Jadi gini ceritanya...

Sejak tanggal 9 Juni sampai 2 Juli lalu, aku ngikutin Diklat Prajabatan selama sekitar satu bulan. Aku dan beberapa temen DJKN yang lain ketempatan Diklat di LPMP. Sejak awal aku udah ngebayangin temen-temen sekamarku bakal kayak gimana. Takut banget dapet temen kamar yang karakternya jauuuuh berbeda sama aku. Berdoalah aku tiap hari, biar dapet temen kamar yang orangnya baik-baik. Apalagi, satu kamar ada 4 orang, nggak kayak pas DTU sama DTSD kan satu kamar cuma diisi 2 orang. Kebayang kan kalo dapet temen kamar yang seenaknya sendiri pasti bakalan ribet gitu rebutan kamar mandi yang cuma ada satu.

Tibalah hari Minggu tanggal 8 Juni aku sama temen-temen berangkat ke LPMP. Diklat emang baru mulai tanggal 9, tapi sehari sebelumnya kami udah harus ada di asrama. Pertama dateng langsung daftar ulang dan bagiin kunci kamar. Eh ternyata kamar aku belum siap. Jadilah kuncinya nggak dikasiin dulu, akupun ke kamar temenku dulu sementara. Sampe siangnya, aku balik lagi untuk nanyain kunci kamar. Nah kata bapaknya, kuncinya udah diambil sama salah satu temen kamar. That means temen kamarku udah dateng. Aaa rasanya makin penasaran...

Asramaku namanya asrama Raflesia, kamar nomer 5. Kamarnya di paling ujung. Masuklah aku ke sana, dan jeng jeeeng.. Ketemu sama yang namanya mbak Hanif. Aku kira dia temen kamarku, tapi ternyata bukan. Dia adalah temennya temen kamarku. Hehe. Nggak lama, keluarlah salah satu temen kamarku dari dalem kamar mandi. Namanya Mira, dari DJP. Dari dia juga aku tau kalo udah ada satu orang lagi yang udah dateng di kamar itu, namanya Puspita, dari DJP juga, tapi dianya lagi keluar nyari makan siang. Setelah milih kasur, akupun pamit sebentar buat ngambil barang-barangku yang masih ada di kamar temen, di asrama seberang, asrama Edelweis.

Sesampainya lagi di kamar, aku leha-leha di kasur. Tiba-tiba ada ketukan yang rame banget di depan pintu. Aku langsung nebak, ini pasti temen kamar terakhir nih, baru dateng. Pas aku coba bukain pintu, lhaa kok macet kuncinyaa.. Panik lah. Untung akhirnya ditolongin sama mas resepsionisnya, dan kita dibilangin kalo ngunci pintu sekali aja, jangan dua kali karena kuncinya emang agak susah. Hhhh..

Lupakan kunci dan pintu, beralih ke temen kamar yang baru dateng ini. Namanya Linda, dari DJP jugaa. Jadilah aku DJKN sendirian.. Hahaha.. No problemoo, kami kan satu Kemenkeu.. :)

Yang menariiik banget dari kedatangan si Linda adalah, dia ini dianterin sama keluarganya. Rame banget. Ada mamanya, kakaknya, ponakannya.. Rame pokoknyaa.. Hihi.. Ponakannya namanya Vanya, cantiiik banget, lucu, imut-imut. Sepintas aku perhatiin, Linda nih anaknya rame banget, dan bakal jadi temen kamar yang asik. Tinggallah satu orang yang masih jadi misteri, si Puspita yang belum balik-balik dari nyari makan siang.

Sekitar habis Ashar, akhirnya 4 penghuni kamar bertemu. Ngobrolin hal-hal standar seperti asalnya dari mana, OJT di bagian apa, dan lain sebagainya. Kitapun menyepakati beberapa "aturan" kamar. Hahaha.. :p

Hari demi hari berlalu... *aseek*

Kita berempat yang awalnya malu-malu, ah lama-lama pada keliatan aslinya semuaa.. Hahaha..



Puspita yang makannya banyak.. Tapi selain makan pagi. Dia kalo makan pagi nggak bisa banyak-banyak. Kemana-mana paling sering sama Pus, soalnya dia sekelas sama aku. Dia juga rajin banget keramas, hampir tiap hari kayaknya..

Mira yang cerewet, kalo ngomong susah banget di-rem-nya, dan ketawa ngakak-nya itu khas banget deh..

Linda yang doyan banget ngomong "Whaaattt??!!" dan selalu belakangan kalo siap-siap..



Banyak hal yang kita laluin sama-sama selama 24 hari. Mulai grubuk-grubuk tiap pagi kalo mau senam, gantian mandi yang cuma 2 menitan, rela nyelundup di giliran makan anak kelas lain demi kita tetep bisa mandi semua, dan banyak lagi yang lainnya..

Menyenangkan banget bisa kenal sama kalian, guys.. Ketakutanku nggak terbukti, karena aku punya temen-temen kamar kayak kalian. Ada aja hal yang bikin ketawa tiap hari. Ada pose tidur chibi-chibinya Linda, celetukannya Pus yang bilang "duh, aku pengen ke Paris, nih" yang seolah-olah kayak Paris itu tinggal naik angkot bisa nyampe, sampai sepatu pantofelnya Mira yang sobek paraaah dan kita nggak paham kenapa sobeknya bisa sampe begituu (tapi akhirnya dia cerita juga kenapa sampe begitu sepatunya, hehe).. Banyak cerita yang kita bagi, mulai tentang keluarga, diri sendiri, sampe soal mantan pacar.. Konyol banget..

Makasi buat semuanya yaaa sisteers.. Maapkan aku yang selalu kelupaan naruh barang dan bikin berisik.. Aku yakin kalian akan merindukan itu.. Hahaha



Jangan lupa kesepakatan kita, kalo nikah harus kasi undangan..

Selamat kembali ke unit masing-masing yaa semuanyaaa.. Linda di Kantor Pusat, Mira di Sukoharjo, Puspita di Semarang Barat..

Selamat ketemu lagi di lain kesempatan yang lebih indah, yang nggak ada aturan kumpul jam 05.15 nyaa.. ;)

Miss you all, sissyyy :*