Tampilkan postingan dengan label travel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label travel. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Juni 2023

Menapak Lagi Lautan Pasir Gunung Bromo

0


Bulan April yang lalu, aku berkesempatan menyambung libur lebaran untuk jalan-jalan di Malang selama tiga hari. Sebenernya tujuan utamaku bukan ke Kota Malang nya sih, tapi pengen banget menjejakkan kaki lagi di Gunung Bromo. Terakhir kali aku ke sana sekitar tahun 2012, touring naik motor bareng rame-rame sama temen kuliah. Lalu nginep di rumah penduduk yang dulu pernah dipakai KKN sama salah satu anggota rombongan. Demi mengulang nostalgi indahnya matahari terbit dari bukit Penanjakan, akhirnya aku memantapkan hati untuk ajak suami dan anakku ke Bromo.

Sejak jauh hari aku udah nyari-nyari info paket tour Bromo di Traveloka dan Instagram. Buanyak banget pilihannya, spot destinasinya sih hampir sama yah, cuma harga paketnya menurutku cukup variatif, sama kayak hasil dokumentasinya, hehe. Namanya juga emak-emak yah, aku maunya harga terjangkau dengan hasil dokumentasi yang apik pula. Oh iya, aku emang berencana ambil paket trip yang sudah termasuk dokumentasi (foto) ya, karena trip ke Bromo ini kan bukan termasuk trip yang mudah diulang macem kayak liburan ke Puncak, wkwkw. Selain itu, pemandangan di sana juga bagus banget, dan pengen aja gitu punya stok dokumentasi yang proper untuk kami bertiga. Daripada bawa-bawa kamera sendiri kan rempong ya kaaan, mending kita difotoin aja.

Setelah menimbang satu dan lain hal, membandingkan ini dan itu, akhirnya pilihanku jatuh kepada Dolan Gunung Bromo. Dari segi harga, paket trip nya menurutku sangat affordable, dan yang nggak kalah penting adalah hasil dokumentasinya yang bagus-bagus (bisa dilihat di instagram-nya). Karena jujur, ada provider trip yang harganya murah, tapi hasil fotonya itu yaa kayak foto pakai hp aja, gitu. Jadi di Dolan Gunung Bromo ini, aku ambil paket yang private trip sunrise + dokumentasi foto, cukup dengan Rp1.550.000,- aja. Itu juga karena masa libur lebaran, jadi nambah 50ribu, aslinya mah Rp1.500.000,-. Oh iya, itu sudah termasuk transportasi PP Malang Kota-Bromo dan jeep selama di Bromo. Gimana, murah kaan?

Jadi perjalanan dimulai hari Kamis dini hari, kami dijemput tim Dolan sekitar jam dua belas malam. Dari Malang Kota, kami bermobil ke base camp nya Dolan, yang letaknya kurang lebih satu setengah jam-an lagi dari Gunung Bromo. Nah, di base camp ini isinya lengkap banget guys! Ada gorengan, indomie, kopi dan teh panas, sampai sarung tangan dan syal, juga jaket tebal yang bisa disewa kalau kalian ngerasa jaket kalian kurang proper untuk menahan dingin. Harganya juga wajar, aku beli sarung tangan, sepasang Rp15.000,- aja. Dari sini kami rencananya bakal pindah ke jeep. Tapi, karena satu dan lain hal, jeep-nya nunggu di atas, Desa Ngadas. Untung banget sih, tim Dolan itu gercep dan solutif, jadi daripada nunggu jeep-nya, kami langsung dianter nyamperin jeep-nya di Desa Ngadas.

Begitu sampai di Desa Ngadas, kami pindah ke jeep warna merah marun yang eyecatching, hihi. Karena kami ambil private trip, jadi 1 jeep isinya hanya kami bertiga, pak driver, dan tour leader merangkap fotografer kami yang namanya Ramzi. Perjalanan dengan jeep pun dimulai dari sana. Seru deh iring-iringan jeep menuju Bromo-nya, walaupun di luar masih gelap, tapi feel petualangan mengejar sunrise-nya tuh berasa. Belum lagi jeep juga naik turun kanan kiri ke segala arah, karena medannya yang mirip offroad berpasir.


Kami dipilihin spot sunrise yang lebih ramah anak, alias jalannya nggak nanjak dan jauh, biar kalau ada yang gendong anak tuh nggak gempor-gempor banget gais! Selain itu, dapat info juga kalau di Penanjakan udah full, jadi melipir lah kami di spot yang ini. Maafin aku lupa nama spotnya, hahahaha.



Perlahan tapi pasti, matahari mulai menampakkan cahayanya, mengusir gelapnya malam. Alhamdulillah cuaca juga lagi bagus, langitnya cerah, dan hawanya juga nggak terlalu dingin, jadi Kiya juga menikmati banget. Dia nggak kedinginan sama sekali, malah minta kupluk rajutnya dicopot aja, hahaha.


Pas ketika langit sudah terang sepenuhnya, kami beralih ke spot berikutnya, yaitu Pasir Berbisik. Tau dong, yang dulu sempat dijadikan tempat syuting film-nya Dian Sastro itu lhoo! Nah di sini alhamdulillah nya lagi, karena semalemnya sempat hujan, lautan pasir jadi nggak begitu berdebu kayak biasanya. Masya Allah banget kayak udah disiapkan cuaca dan kondisi yang pas banget selama di Bromo. Foto-foto di sini hasilnya keren banget, asli deeh!




Setelah dari Pasir Berbisik, jeep kami berjalan kembali menuju ke Gunung Batok. Di sana kami foto-foto di atas jeep.


Puas foto-foto, agenda selanjutnya adalah sarapan. Jeep melaju ke jajaran warung yang sudah mulai ramai pengunjung. Aku lupa waktu itu kami makan di warungnya siapa, dan warung yang mana. Yang aku ingat cuma pilihan lauk dan sayur yang sangaaatt beraneka ragam, rasanya sedeeepp banget, dan harganya pun muraaahhh banget. Seingetku aku dan suami hanya bayar Rp30.000-an untuk makan dan minum kami dua orang.



Nah, sebenernya masih ada satu lagi sopot ke kawah Bromo, tapi kami skip karena ya taulahh, anak tangganya banyak banget, dan jalannya juga jauh banget. Ditambah lagi si Kiya udah 5 watt alias ngantuk, jadi kami mutusin untuk langsung ke spot terakhir yaitu Savana Bromo. Masya Allah yah bagus banget savana waktu itu lagi hijau banget, dengan beberapa daerah yang tanamannya udah agak kering jadi warnanya cokelat eksotis gitu. Sayangnya di spot ini, aku nggak ikutan foto-foto karena Kiya udah tidur lelap di pangkuan, nggak mau bergeser sama sekali. Akhirnya pak suami lah yang akhirnya dapat sesi private foto ama si Ramzi, wkwkwk.




Sekitar jam 10-an siang, trip kami keliling Bromo sudah berakhir. Kamipun naik jeep lagi untuk kembali ke basecamp, dan akhirnya diantar lagi pakai mobil sampai ke hotel. Kalau nggak salah ingat, kami nyampai hotel lagi di jam 12 siang, pas sesuai sama jadwal di itinerary.

Alhamdulillah, akhirnya keturutan juga ngajak Kiya dan suami liburan ke gunung, hehehe. Super senang bisa menapak dan melihat lagi pesona Gunung Bromo yang nggak hilang sejak lama. Kiya dan suami juga menikmati banget perjalanan. Akupun happy karena punya stok foto buat konten, hahaha. Nggak deng, happy karena punya dokumentasi yang proper, yang bisa dikenang dan ditunjukin ke Kiya nantinya.

Overall, budget yang kami habiskan kurang lebih segini:
Kereta Surabaya-Malang (Arjuno Ekspres) Kelas Eksekutif: per orang Rp65.000,- 
Hotel De Warna Zainul Arifin (3 Hari 2 Malam Include Sarapan) : Rp635.569,- ,simak ulasan singkatku soal Hotel De Warna di postinganku yang ini ya!
Paket Private Trip + Dokumentasi Foto dari Dolan Gunung Bromo: Rp1.550.000,- ; Bisa tengok-tengok paket wisata di IG Dolan Gunung Bromo.
Makan dan Rekreasi tipis-tipis selama di Malang: Rp500.000,- s.d. Rp750.000,-
Kereta Malang-Jakarta (Gajayana) Kelas Eksekutif: per orang Rp850.000,-

Okedeh, segini dulu postingan review jalan-jalan ke Bromo kali ini. Tahun ini entah akan liburan jauh lagi atau engga, karena budgetnya udah dipakai pulang kampung + liburan pas Lebaran kemarin, hihi. Semoga akan ada rezeki lagi dan lagi untuk bisa liburan melihat keindahan alam Indonesia bareng pak suami dan anak tercinta. Bye bye!



Jumat, 07 Oktober 2022

Lihat Dunia Bareng Teman Hidup Traveloka: Nostalgia Sebuah Pertemuan di Labuan Bajo

0


Aku setuju banget bahwa apa yang kita lalui dalam setiap perjalanan, selamanya akan menjadi bagian dari diri kita. Membuahkan pola pikir baru, menambah pemahaman baik tentang kehidupan. Perjalananku di Labuan Bajo 4 tahun yang lalu, bukan hanya meninggalkan kesan akan indahnya alam karya Tuhan dan toleransi akan perbedaan, tapi juga mempertemukanku dengan lelaki yang pada akhirnya menjadi bagian hidupku untuk selamanya.

Bicara tentang destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur, siapa yang nggak mengenal Labuan Bajo? Tanah Komodo ini begitu tersohor karena keindahan alamnya yang nggak diragukan lagi. Lautan luas yang biru membentang, pulau yang berbukit-bukit hijau, sampai hewan purba juga ada di sini. Ah, jangan pernah juga melewatkan sunset yang begitu mempesona di Labuan Bajo. Sekali melihat mentari terbenam di sini, kamu akan langsung terhipnotis dan pasti ingin kembali lagi suatu saat nanti.

Setelah diguncang pandemi selama kurang lebih 2 tahun, pariwisata di Nusa Tenggara Timur perlahan mulai bergeliat lagi. Berita baik datang dari jumlah tamu asing dan domestik hotel bintang di Nusa Tenggara Timur yang pada bulan Agustus 2022 naik sebesar 114% dibandingkan bulan Agustus tahun sebelumnya. Wisatawan domestik masih mendominasi kunjungan sebesar 96%. Wisatawan mancanegara walaupun masih minoritas, tapi kenaikannya pesat sekali mencapai 3.338%. WOW! 

sumber: Badan Pusat Statistik

Selama pandemi, praktis aktivitas jalan-jalanku juga terhenti. Nggak terasa sudah empat tahun berlalu sejak perjalanan terakhirku menggunakan pesawat. Yaps, jiwa traveller-ku telah tertidur begitu lama. Tapi, demi melihat daerah-daerah wisata di Indonesia sudah bersolek sedemikian rupa, aku jadi ingin #LihatDuniaLagi dan jalan-jalan lagi bareng Traveloka, aplikasi travelling yang jadi andalan sejuta umat  buat pesan-pesan tiket pesawat, tiket kereta, tiket masuk wahana wisata, dan paling jagoan untuk Booking Hotel Murah!

Rasanya aku sudah rindu sekali untuk kembali menjejakkan kaki di Labuan Bajo. Bahkan aku sudah beberapa kali iseng buka Traveloka menengok harga tiket pesawat dan lihat-lihat kisaran harga hotel untuk menginap. Kalau ditanya kenapa sih pengen banget balik lagi ke sana? Sudah pasti aku akan jawab tiga hal ini yang bikin sebagian hatiku benar-benar terpaut di Kota Seribu Sunset.

Matahari Terbenam yang Super Indah

Sama seperti julukannya, Kota Seribu Sunset, maka matahari terbenam di Labuan Bajo memang sangat indah dan biasa dinikmati dari begitu banyak tempat. Pendar oranye di langit dan matahari yang serupa kuning telur asin bisa kita pandangi dari tepi pelabuhan, dari atas perbukitan, sampai dari kafe-kafe yang tersebar di pinggiran jalan. Ini adalah beberapa sunset yang sangat membekas di hati dan benakku.

dokumentasi pribadi

Sunset di Gili Lawa adalah bukti nyata kalau hasil nggak akan mengkhianati usaha. Setelah trekking menyusuri jalur naik yang lumayan curam, ditambah teriknya matahari yang membakar kulit, memang pemandangan dari atas bukit Gili Lawa ini bikin betah dan takjub.

dokumentasi pribadi

Yang kedua adalah sunset yang aku nikmati dari Kafe Escape Bajo. Waktu itu, aku dan temanku memilih duduk di bagian outdoor kafe yang langsung menghadap ke laut. Pilihan yang sangat tepat, karena nggak hanya memanjakan mata dengan pemandangan, aku juga sekaligus memanjakan perut dan lidah. Aku bahkan masih ingat menu yang aku pesan saat itu, es matcha dan pisang goreng yang dipotong kecil-kecil. Ah, nikmat mana yang akan kudustakan?

Bentang Alam yang Menakjubkan

   Menurutku, wisata di Labuan Bajo itu serupa paket lengkap. Apa pasal? Di sini aku bisa menikmati segala rupa dan bentuk wisata alam. Mau main-main cantik di pantai yang landai? Nggak perlu diragukan lagi bahwa Labuan Bajo punya sederet pantai cantik, mulai dari Pantai di Pulau Kanawa, gusung Taka Makasar, sampai Pantai di Pulau Kelor.

Pulau Kanawa
dokumentasi pribadi

Mau snorkeling atau diving? Di lautan Bajo yang sangat luas kita bisa diving untuk berenang bareng manta. Kalau takut berenang di laut dalam, kita juga bisa snorkeling santai menikmati keindahan terumbu karang di Pink Beach.

Pink Beach
dokumentasi pribadi

Mau trekking menjelajahi perbukitan? Pastinya sangat bisa karena banyak sekali bukit yang bisa dijumpai di sini. Kalau mau jalur yang sedikit lebih menantang, kita bisa pilih untuk mendaki bukit Gili Lawa untuk cari sunset. Sementara, kalau mau trekking yang lebih santai, bisa pergi ke Pulau Padar yang jalurnya sudah berupa tangga-tangga, jadi lebih mudah untuk dijelajahi.

Gili Lawa
dokumentasi pribadi

Nostalgia Pertemuan Pertama dengan #TemanHidupku

Empat tahun yang lalu, aku berangkat liburan bersama seorang teman. Setelah sebelumnya kami menjelajah Kota Kupang untuk menyambangi Taman Nasional Danau Kelimutu, sisa 3 hari liburan kami habiskan untuk ikut Sailing Trip Labuan Bajo. Karena tipenya Open Trip, kami akan berada dalam satu kapal yang sama dengan 8 peserta lainnya.

Aku masih ingat ketika masing-masing peserta trip berkenalan. Lautan Bajo jadi saksi pertama kalinya aku berjabat tangan dengan lelaki jangkung yang mengalungkan kamera di lehernya itu. Walaupun kami menghabiskan waktu selama 3 hari 2 malam di kapal yang sama untuk menjelajahi pulau-pulau indah di sana, nggak banyak obrolan yang lahir di antara kami berdua. Tapi di hari terakhir trip, without any intention aku bilang ke dia "sampai ketemu lagi".  

laki-laki dan perempuan di tengah itu adalah aku dan suamiku

Sepulang dari perjalanan itu, setelah kembali pulang ke Jakarta, kami malah jadi dekat. Siapa sangka, satu tahun kemudian dia menjadi suamiku, dan bahkan sekarang kami sudah punya satu anak perempuan yang lucu dan menggemaskan. Daaaan, inilah alasan terakhir dan terkuatku ingin kembali ke Labuan Bajo, karena di sanalah aku pertama kali bertemu dengan #TemanHidup alias suamiku, hehe. Makanya, kali ini aku ingin banget pergi ke Labuan Bajo bersama keluarga kecilku untuk napak tilas pantai-pantai indah yang pernah aku kunjungi, dan sekaligus mengenalkan kepada anakku, tempat dimana ayah dan mamanya pertama kali bertemu.

anak kami yang lucu dan penyuka pantai, seperti ayah dan mamanya

Nah, karena kali ini aku akan kembali ke Labuan Bajo dengan status baru sebagai mamah muda yang rempong kalau harus liburan ala ransel seperti dulu, aku berencana untuk bikin liburan ala-ala staycation saja. Impianku sih, kami sekeluarga bisa menginap di hotel yang kece abis untuk beberapa hari, menyewa kapal untuk bisa island hopping satu hari saja, dan sisanya adalah menyewa motor untuk keliling pulau sambil nongkrong di kafe untuk menikmati sunset. Ini nih hotel dan destinasi yang jadi wishlist-ku!

 #StaycationJadi Kece di Hotel Impian

Kalau ngomong soal booking hotel, sudahlah nggak pakai lama, langsung aja cus booking cari tanggal lewat Traveloka Hotel. Lewat Traveloka kita bisa memantau harga hotel di banyak tanggal, jadi bisa bikin perkiraan biaya dan waktu liburannya sekalian. Keuntungan lainnya, Traveloka itu nggak pelit kasih diskon! Jadi member, dapat diskon. Pesan lewat mobile apps-nya, dapat diskon. Jangan sampai ketinggalan juga diskon-diskon yang berhamburan setiap tanggal cantik! Selain itu, harga di Traveloka itu sudah termasuk pajak, jadi nggak perlu lagi mengira-ngira berapa nih harga hotelnya kalau plus pajak. 

Ayana Komodo Waecicu Beach 

source: https://www.ayana.com/labuan-bajo/komodo/rooms/

Sebagai salah satu Resor Bintang 5 di Labuan Bajo, hotel ini menawarkan pengalaman menginap yang nggak main-main. Kamar yang luas dan super nyaman, hidangan yang fresh dari laut nan menggugah selera, fasilitas spa dan gym, dan banyak lagi lainnya. Didirikan tepat di tepi tebing, senja di laut lepas tampak sempurna tersaji dari jendela kamar hotel. Menikmati senja dengan jalan-jalan di dermaganya yang meliuk panjang juga jadi momen terasa sangat sayang untuk dilewatkan.



Sudamala Resort

source: https://www.sudamalaresorts.com/2019/01/27/sudamala-suites-villas-komodo-labuan-bajo-flores-opening-in-2020/

Terletak di lahan yang luas dan terbilang cukup private karena jauh dari keramaian, Sudamala Resort cocok banget untuk tempat menghabiskan waktu bersama keluarga. Resort ini terdiri dari 68 suites dan 16 villa. Ada dua jenis suite yang bisa dipilih, yakni Garden Suite dengan pemandangan hijau, atau Beachfront Suite dan Sea View Suite dengan panorama laut lepas yang indah. Kalau aku siiih, pasti pilih yang pemandangannya laut, biar puas memandang sunrise dan sunset selama di sana.


Loccal Collection Hotel Komodo

source: https://loccalcollection.com/rooms-suites/

Bukan hanya desain dan interior hotel yang menarik ala-ala Santorini, tapi lokasi hotel ini juga sangat strategis dengan langsung menghadap ke laut. Bisa dipastikan aku bakal punya banyak stok foto instagramable kalau bisa menginap di sini. Kebayang mandangin sunset dari balkon kamar sambil minum teh hangat, duh syahdunya..

 

Island Hopping dan Trekking Santai

Selain bisa booking hotel murah untuk staycation, liburan lagi bareng Traveloka juga pasti makin seru dengan jalan-jalan menikmati keindahan alam. Walaupun bawa balita, aku tetap bertekad untuk menjelajahi Labuan Bajo dengan memanfaatkan fitur Traveloka Xperience. Ketemu dengan salah satu agen wisata yang punya pilihan Tur 13 Jam Sailing Komodo.

Kalau dilihat dari itinerary-nya sih sudah pas banget dengan yang aku mau. Pagi hari agendanya cabut ke Pulau Padar untuk trekking santai dan menikmati indahnya pagi di sana. Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Komodo atau Pulau Rinca, lalu kita akan diajak snorkeling di Pink Beach sekaligus makan siang. Sebelum kembali ke Labuan Bajo di sore harinya, kita akan berenang dulu di Manta Point.


Jalan-Jalan Keliling Kota

Selain kafe-kafe yang berjajar di sepanjang sunset point Labuan Bajo, di sini kita juga bisa menjumpai banyak bukit yang bisa jadi tempat ideal untuk memandang tenggelamnya matahari. Aku ingin berkunjung lagi ke kafe Escape Bajo, memesan menu yang sama seperti 4 tahun yang lalu. Lalu aku akan mengajak suami dan anakku juga menjelajahi bukit-bukit di kota untuk menengok pesona sunset dari sana, seperti aku dulu yang pergi ke atas Bukit Silvia. Aku juga ingin banget mencicipi lagi kuliner sup ikan kuah asam khas Labuan Bajo yang super segar dan lezat.

Sup Ikan Kuah Asam
dokumentasi pribadi


Itu dia sekelumit alasan dan setumpuk wishlist-ku di kota indah yang penuh kenangan, Labuan Bajo.  Kembali ke sana dengan keluarga kecilku pasti membawa warna dan memori yang jauh berbeda dibandingkan 4 tahun yang lalu. Kalau kamu gimana? Adakah kota atau tempat yang sudah menjadi impianmu sejak lama? Percayalah travelling itu nggak ada ruginya. Siapa tahu, kamu nggak hanya membawa pulang segudang pengalaman, tapi juga orang istimewa yang bikin hidupmu semakin berwarna. Tunggu apa lagi? "Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini:   https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan".



Bonus Foto Keindahan Pulau Padar


Minggu, 03 Juni 2018

Trip to Ende and Labuan Bajo: Part 4

0

Day 6: 15 April 2018

Hari ke tiga alias hari terakhir sailing trip, for the first time in my life, akhirnya merasakan juga yang namanya mabuk laut. Jadi, subuh kan bangun, emang terasa goyang banget kapalnya, tapi masih belum berasa pusing, karena posisi tidurnya melintang, jadi terasanya cuma goyang ke depan-belakang kayak diayun-ayun aja gitu. Terus keluar kamar mau ke toilet, wudhu. Pas keluar kamar baru deh tau kondisi laut kayak apa ombaknya. Lanjut masuk toilet, di sanalah ku terombang-ambing ke sana kemari gegara goyangan kapal. Langsung pusing, muntah. Balik ke kamar, sholat, dan habis itu nggak sanggup ngapa-ngapain selain duduk dengan megangin tas kresek buat nadahin muntah.

Mbanggi yang baru bangun langsung heran dan nanya aku kenapa, cuma satu kata yang keluar "mabok". Terus pas dia sudah selesai sholat, dengan so sweetnya mbanggi bikinin teh panas, uwuwuwuwu :3. Di saat diri sendiri mengalami mabuk, bisa-bisanya aku lupa kalau cara ngatasin mabuk salah satunya jangan berada di ruangan yang sempit. Dulu-dulu kalau pas naik kapal, dan ada temen yang mabuk, pasti langsung kuajak duduk di luar biar kena udara bebas, dan mata bisa lihat pemandangan, biar nggak fokus ngerasain mualnya perut. Baru setelah minum teh beberapa teguk, aku mutusin keluar kamar dan gabung ngobrol di meja makan. Engga sih, ngga ikut ngobrol, secara masih mabok, wkwkwk. Tapi udah lumayan banget setelah keluar kamar sih.


Sekitar jam 6 pagi, kami sampai di Pulau Padar. The sun is already rising, but it's okay, view dari puncak Padar akan tetap bagus walaupun udah kelewatan sunrise, hehe. Trek di pulau Padar nih jauuh lebih ringan dibandingkan Gili Lawa. Selain karena sudah ada tangga-tangganya, medannya pun nggak curam. Jadi yaa lumayan lah buat sekalian olahraga syantik pagi-pagi.




Ini belum puncak, tapi sudah secantik ini :)



Butuh waktu sekitar 40-45 menit untuk sampai spot foto sejuta umat yang liburan di Labuan Bajo, heheh. Tapi itu karena sering berhenti buat foto-foto, ya. Beda sama kayak di Gili Lawa, sejam-an karena emang engap, haha.

Sampai atas, these are what we've got :)





Tak lupa family photo session :D








Setelah puas foto-foto, kami pun turun untuk kembali ke kapal, melanjutkan perjalanan ke last destination, Pulau Kelor.



Perjalanan menuju Pulau Kelor ternyata lumayan lama, hampir 3 jam. Jadilah dengan waktu yang ada, kami manfaatkan untuk sarapan dan packing. Hiks. Packing.

Sekitar jam 11 siang, sampailah kami di Pulau Kelor. Di sini nggak semua orang turun ke pulau sih, Billy yang lagi nggak enak badan stay di kapal untuk istirahat. Aku sama mbanggi tetep turun, tapi udah males pakai sunblock, hahaha.





Sebenernya di sini juga ada bukit lagi. Cuman, karena panasnya ampun-ampunan, udah nggak bernafsu lagi naik bukit, wkwk. Kami nggak lama di Pulau Kelor, mungkin cuma sekitar satu jam. Jam 12 kami balik ke kapal untuk pulang ke pelabuhan Kampung Ujung.

Setengah 2 tet, kami sudah berada di pelabuhan untuk menanti jemputan ke tempat masing-masing. Tiga serangkai masih nginap semalam lagi, Jessy dan masbul juga. Aku, mbanggi, mba Umi, Rizky, dan David dijemput dengan mobil yang satu lagi. Hanya aku dan mbanggi yang balik Jakarta hari itu juga. Pesawat kami jam setengah 4 sore, dan masih akan transit selama 7 jam di Bali.

Sampai di bandara, hal pertama yang kami cari adalah minuman dingin! Mbanggi beli kopi yang nggak ada rasa kopinya, wkwkwk. Pesawat kami tiba on time, jadi sekitar jam 5 sore aku dan mbanggi udah menginjakkan kaki di Bali. Kami memutuskan untuk ngejar sunset di Kuta. Karena macet, kami baru sampai di Kuta hampir jam setengah 7 malam. But surprisingly, sunset nya masih nampak, walau sedikit.


Kuta ramai bangeeet, ahaha. Ngga bisa dapat foto yang ngga ada orangnya. Setelah nonton sunset, atas informasi bapak grab yang kami naiki sebelumnya, ada Nasi Pedas Bu Hanif yang terkenal nggak seberapa jauh dari Kuta, dan halal. Jadilah dengan berbekal gmaps, jalan kaki, aku dan mbanggi ke sana demi mengisi perut yang keroncongan. Dan memang bener, mantap banget nasinyaaa, porsinya banyak, enak, sambelnya pedes banget, trus muraaah. Aku pesen nasi, lauk sate lilit, ayam pedes manis, krecek, plus urap, cuma 21reb. Nyaaamm. Setelah makan, kami lanjut perjalanan beli oleh-oleh di Krisna yang deket bandara. Seperti biasa lah, kalau perempuan beli oleh-oleh yaa, pasti lama, wkwkwk. Lelah belanja, kami mampir ke tempat makan gelato yang ada di seberang jalan. Nggak lama, kami langsung capcus balik ke bandara. Saking udah lelah dan ngantuknya, kami udah nggak ingat untuk foto-foto pulang. Biasa ritualnya foto pas berangkat dan pulang liburan, hahaha. Jadi foto pulang yang kami punya cuma ini..


Sampai sekitar jam setengah 3 pagi di Jakarta, perjuangan belum usai. Taksi ngantri pake banget. Akhirnya bela-belain install aplikasi myblueb*** demi bisa order taksi. Udah bisa order, eh si bapak taksinya salah masuk pintu keberangkatan. Kami akhirnya ke pintu keberangkatan. Dan, walhasil dimarahin sama petugas bandara karena nggak boleh njemput di terminal keberangkatan. Untunglah bisa diselesain sama bapak taksinya. Hampir jam 4 pagi, aku sampai kosan. Dan masih harus mendaki sampai kamarku di lantai 3, hahaha.

Well, Senin, 16 April 2018, liburan edisi Ende dan Labuan Bajo (plus Bali dikit) resmi berakhir. Alhamdulillah 'ala kulli haal :)

Seperti biasa, travelling selalu memberikan semanga positif bahwa masih banyak orang baik di dunia ini. Mas Ferdi, driver kami selama di Ende yang sekaligus jadi pawang anjing, khawatir kami nyasar pas naik Kelimutu, dan nyarikan tempat sewa motor pas hari terakhir di Ende. Mbak resepsionis di hotel Green Prundi yang dengan wajah cemasnya menyambut kami waktu kelamaan dijemput. Mas manajer hotel green Prundi yang ngejaminin KTP nya sendiri demi kami bisa nyewa motor.

Ini juga pertama kalinya aku ikut open trip yang pesertanya bisa nge-blend banget. Padahal ya ketemu di hari pertama, akrab langsung di hari ke dua, dan sedih kali pas hari ke tiga tripnya selesai. Billy, Michael, Robert alias Tiga Serangkai Sukabumi yang pada ngelawak mulu kerjanya. Jessy dan Paul alias masbul yang awalnya pendiem, eh hari ke dua udah ikut lompat-lompatan dari atas kapal, wkwk. Mba Umi sang traveller sejati yang udah pernah solo travelling ke yurop (ntaps!), Rizky yang nampak banget passion fotografinya, kerjaanya foto-foto mulu, haha. Dan David, bule berdarah Indonesia yang pergerakannya udah ngga ngerti banget lincahnya ampun-ampunan. Last but not least, mas Tarsi, tour leader kami yang baik hati dan selow banget orangnya :D

Perlu dicatat bahwa sebagian besar foto-foto ketika liburan di Bajo diambil dalam keadaan kami belum mandi, hahahaha. Ya gimana, demi menghemat air tawar supaya kami bisa mandi di hari terakhir, hemat air adalah wajib hukumnya. Jadi kami mandi sekali sehari aja, dan itu pasti pas semua kegiatan udah selesai, sore/malem gitu mandinya. Nah usut punya usut, ternyata karena saking hematnya, air tawar di kapal masih sisa 200 liter! Ohmy, kayaknya emang pada dasarnya males mandi semua ih :p

Buat aku dan mbanggi sendiri, liburan ke Labuan Bajo adalah keinginan sejak pulang dari Lombok tahun kemarin. Banyak hal yang terjadi sampai liburan ini benar-benar terwujud. Mulai takut ngajuin cuti, timing yang kami nggak kunjung sepakat, partner travelling yang awalnya ikut trus nggak jadi, kebimbangan-kebimbangan selama di Ende, dan banyak lagi. Yang nggak berubah sih decision making pas beli tiketnya, sama-sama nggak pakai pikir panjang. Kalau pas ke Lombok dulu kami mutusin beli tiket pas lagi ngopi bareng, ke Bajo kali ini kami cuman komunikasi lewat watsap pas sama-sama lagi di kantor, hahaha. Temenan ama mbanggi emang bahaya :p

Alhamdulillah berkesempatan untuk menikmati liburan yang menyenangkan dan dikelilingi orang-orang baik :)

Sampai jumpa di liburan jauh tahun depan, Insya Allah :)



Rincian Pengeluaran selama di Labuan Bajo
1. Penginapan di Hotel Green Prundi: Rp301.500/ kamar (plus gratis dijemput kapanpun dan kemanapun, plus pelayanan yang oke banget)
2. Sewa motor keliling Labuan Bajo: Rp75.000 plus bensin Rp20.000
3. Sailing trip 3 hari 2 malam (trip operator: Fun Adventure): Rp2.500.000/ orang, all in
4. Pesawat Bali - Jakarta: Rp1.889.964

Selebihnya mah jajan-jajan sendiri, dan nggak banyak juga habisnya. Tergantung seberapa konsumtif orangnya aja, wkwk.