Beberapa
hari yang lalu kembali diracuni temen sekamar kosan untuk nonton drama Jepang. Kali
ini judulnya Nobuta wo Produce. As usual, awal-awalnya nganggep “ini film apa
sih, tokoh-tokohnya absurd banget”. Tapi, malah keterusan nonton sampe jam 1 malem
(dan itu belum sampe selesai, baru separuh episode). Drama ini terdiri atas 10
episode, nggak banyak, tapi makna dan pelajaran di dalamnya banyak banget.
Dibuka
dengan adegan cowok SMA yang naik sepeda ngebut banget, nyamperin pohon willow
tiap pagi di pinggir sungai (absurd kan?). Cowok itu bernama Kiritani Shuji. Shuji
cowok popular di sekolahnya, HTS-an sama cewek populer juga yang namanya Uehara
Mariko. Ada satu orang cowok yang nggak disukai banget sama Shuji, namanya
Kusano Akira. Akira ini bisa dibilang cowok aneh, eh, unik maksudnya, hehe.
Shuji
punya satu adik cowok. Di rumah dia tinggal sama adik dan ayahnya, ibunya kerja
di luar negeri. Keseharian Shuji di rumah beda bangeeet sama kesehariannya di
sekolah. Istilahnya yaaa, Shuji nggak menjadi dirinya sendiri kalau berada di
sekolah. Sementara itu, Akira adalah anak dari seorang presiden direktur. Karena
adanya kepastian masa depan (udah pasti diwarisi perusahaan ayahnya), Akira
ngerasa bingung menjalani hari-harinya. Dia ngerasa nggak punya tujuan, nggak
tau apa yang harus diperjuangkan, dicapai. Hidup baginya cuma bersenang-senang
di masa muda, sebelum jadi presiden direktur untuk nggantiin ayahnya.
Overall,
film ini bercerita tentang “pretending to be someone else”. Nobuko alias Nobuta
punya kehidupan yang sulit sejak kecil. Dia selalu dibully. Di sekolah yang
sekarang pun, dia tetep aja dibully sama gengnya Bando dan satu orang yang
lebih sadis dari Bando (nonton sendiri ya, no spoiler di sini :p). Karena
itulah, Shuji dan Akira merasa tertarik untuk memproduseri Nobuta, membuatnya
agar tidak lagi dibully dan jadi cewek populer di sekolah. Perjuangan mereka
untuk mengubah Nobuta, ternyata juga membawa perubahan bagi kehidupan mereka
sendiri.
Melalui
film ini, saya jadi punya sudut pandang baru tentang perilaku manusia,
khususnya Shuji. Shuji di sini berperan jadi karakter yang punya dua
kepribadian. Kepribadian aslinya hanya ditunjukkan ke keluarga, Akira, dan
Nobuta. Selain itu, kepada teman-temannya yang lain, dia suguhkan kepribadian
yang lain pula.
Bete
nggak sih sama orang yang kayak gitu?
Jangan
buru-buru bete ya, karena mungkin mereka itu memendam ketakutan yang amat
dalam. Shuji melakukan itu semua, menjadi “orang lain” ketika bergaul sama
teman-temannya, karena dia begitu takut nggak diterima dan dimusuhi sama orang
lain kalau dia menunjukkan karakter aslinya. Karena itu, dia nggak jadi dirinya
sendiri.
Ada
saat ketika kebohongan Shuji terbongkar dan nggak ada yang mau percaya lagi sama
dia, kecuali keluarganya, Mariko, dan dua sahabatnya (Nobuta dan Akira). Berat banget
buat Shuji, karena hal yang paling dia takutkan akhirnya malah terjadi: dijauhi
dan dimusuhi orang lain.
Banyak
pesan yang bisa diambil dari film ini, di antaranya..
Jangan
berusaha menjadi orang lain. Jadilah dirimu sendiri, dengan terus berusaha
memperbaiki diri pastinya. Sudah bisa dibuktikan sendiri
sama Shuji, ketika kebohongannya terbongkar. Kalau menurutku, teman-temannya
marah bukan karena mereka dibohongi, tapi lebih ke ngerasa “kenapa Shuji mesti
bohong sama kita sih? Kita toh nggak minta apa-apa dari dia, nggak minta dia
untuk jadi orang lain..”. Pesan ini juga didapet dari pengalaman Nobuta. Nobuta
ngerasain perbedaan antara kedua hal itu: menjadi orang lain atau menjadi
dirimu yang lain (yang lebih baik).
Nggak
usah peduli sama gossip/isu/fitnah yang disebar orang lain tentang kita.
Ada satu kalimat Uehara Mariko yang saya inget karena bagus banget:
“Nggak
masalah, selama masih ada satu orang yang percaya sama kita, tau keadaan yang
sebenarnya”
Kalau
dipikir-pikir yaa bener juga, sih. Nggak masalah, ketika kita diserang isu/gossip/semacamnya,
selama masih ada (paling tidak) satu orang yang percaya sama kita. Itulah,
harga suatu kepercayaan. Sesuatu yang membangunnya butuh banyak waktu, tapi
menghancurkannya cuma perlu satu detik.
Setiap orang bisa berubah. Ini juga jadi salah satu pesan penting dari film Nobuta wo Produce. Bahwa setiap orang punya kesempatan untuk berubah jadi lebih baik. Bisa berubah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya yang terdahulu. Asal, ada kemauan yang kuat dari dalam dirinya. Kalau dari diri sendiri aja cuma setengah-setengah, nggak berniat untuk berubah dengan sepenuh hati, nggak sadar sama kesalahan sendiri, ya percuma. Sudah berniat dengan sungguh-sungguh pun, berubah bukanlah hal yang mudah. Karena itu, jangan pernah menyerah. Apalagi menyerah sebelum mencoba, kalah sebelum perang itu namanya!
Setiap orang bisa berubah. Ini juga jadi salah satu pesan penting dari film Nobuta wo Produce. Bahwa setiap orang punya kesempatan untuk berubah jadi lebih baik. Bisa berubah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya yang terdahulu. Asal, ada kemauan yang kuat dari dalam dirinya. Kalau dari diri sendiri aja cuma setengah-setengah, nggak berniat untuk berubah dengan sepenuh hati, nggak sadar sama kesalahan sendiri, ya percuma. Sudah berniat dengan sungguh-sungguh pun, berubah bukanlah hal yang mudah. Karena itu, jangan pernah menyerah. Apalagi menyerah sebelum mencoba, kalah sebelum perang itu namanya!
Itu
cuma salah dua dari sekian pelajaran yang bisa diambil dari film ini. harus
liat langsung, dan ambil banyak pelajaran dari sana. Beberapa pesan penting
lainnya, mungkin merasuk terlalu dalam di hati saya (ceileeh) sampe bingung
nyampeinnya gimana, hehe.
Film
ini lengkap. Konyolnya ada, lucunya ada, harunya ada, sedihnya ada, sweet-nya
ada, pelajarannya apalagiiiii… :D
Oh
iya, ada satu lagi quote yang aku suka, lagi-lagi dari ucapannya si Uehara
Mariko:
“Memang
sulit menerima kenyataan yang sesungguhnya. Tapi, sesakit apapun itu, masih
lebih sakit orang yang berbohong untuk waktu yang lama”
Stay
honest, guys :)
Udah lama ga ngikutin dorama Jepang euy.
BalasHapusaku juga ga ngikutin sih, tapi kebetulan diajak nonton itu sama temen kosan.. hehe..
Hapusmakasi uda mampiiir :D
Favorit saya juga nih :)
BalasHapuswah, sama doong :D
Hapusmakasi udah mampir :)