Minggu, 15 Desember 2013

Mengukir Jejak

0

Kalau tidak salah, dua hari yang lalu, baru posting yang judulnya kertas kosong. Awalnya memang lagi kepikiran sama jejak yang pernah ditinggalkan orang di masa lalu. Jejak kebaikan berupa kebiasaan baik yang masih saya jalankan sampai sekarang, walaupun sudah tidak sedekat dulu dengan si pemberi jejak(s).

Kemudian berlanjut ke satu pemikiran serius bahwa..

Ketika kita memutuskan untuk memasuki kehidupan seseorang, maka kita juga akan mengukir jejak di dalam kehidupannya itu.

Kenapa mengukir?


Pernah menulis pakai pensil HB?? Dengan pensil itu, ketika ada kesalahan, kita bisa menghapusnya. Kita bisa menghilangkan warna hitamnya. Tapi ada yang tetap tidak bisa hilang. Guratannya.

Seperti itulah ketika kita mengukir jejak di kehidupan orang lain. Segala perbuatan kita, baik atau buruk, luka atau kebahagiaan yang kita berikan, selamanya akan menjadi ukiran yang tidak bisa hilang dalam hidupnya. Mungkin kita bisa menghapus warnanya, mungkin mereka akan lupa bagaimana rasanya. Tapi memorinya, jejaknya, tetap tidak akan hilang.

Sebab itu, tinggalkan jejak yang baik dalam hidup orang lain. Tidak masalah jika itu hanya berupa nasehat, kata-kata bijak, atau hal-hal kecil apapun juga. Jadi, ketika nanti cerita hidup mengharuskan untuk menempuh jalan masing-masing, jalan yang tak sama, ada jejak kebaikan dari kita yang terus abadi dalam hidupnya.





Postingan ini didedikasikan spesial untuk dua orang yang sudah meninggalkan jejak kebaikan besar dalam hidup saya.

Didedikasikan jauh lebih spesial pada orang-orang yang belum dan tidak berniat untuk meninggalkan, tapi masih terus mengukirkan jejaknya di kertas hidup saya sampai saat ini :)

0 komentar:

Posting Komentar