Sabtu, 11 Juni 2016

Trip to Belitung: Part 1

0

15 April 2016, keinginan yang sudah lama terpendam itu akhirnya berkesempatan jadi nyata juga. Sejak nonton film Laskar Pelangi bertahun-tahun yang lalu, nggak butuh waktu lama untukku menjadikan Belitung sebagai salah satu destinasi impian yang akan aku kunjungi suatu saat nanti, entah kapan. Yaiyalah, waktu itu aku masih SMA, mana kepikiran untuk pergi ke Belitung, nggak ada duit. Barulah dua bulan yang lalu, akhirnya Allah mengabulkan keinginan untuk menjelajahi Belitung.

Rasa senang, excited, penasaran, nggak sabar, ah campur-campur deh semuanya! Rasanya mirip-mirip sama pas aku akhirnya berhasil mengunjungi Bosscha di Bandung, setelah sebelumnya kepengeeeen banget ke sana gara-gara habis nonton film Petualangan Sherina :D

Back to Belitung, berawal dari ajakan temen baik bernama Lalak yang penempatan kerjanya di Lubuklinggau (harus banget disebutin kotanya ya, :p), berangkatlah kami, 8 orang dari kota yang berbeda-beda, dari latar belakang yang berbeda-beda. Yang menyatukan kami cuma satu, keinginan untuk liburan!

Trip kali ini bisa dibilang juga sebagai trip reuni. Why? Karena, dari 8 orang personil liburan, 6 diantaranya sudah saling mengenal sejak kuliah. Aku sama Lalak temen seangkatan, deket karena sama-sama di HIMA. Empat orang lelaki, mas Fian, mas Topenk, mas Anjar, dan mas Dwitya, kesemuanya adalah kakak angkatan semasa kuliah, anak HIMA juga. Hanya dua orang nih yang benar-benar baru, Dian dan Dita.

Tanggal 15 April, pagi hari, aku dengan sumringah berangkat ke Bandara Soetta. Setelah saling kabar-kabaran, katanya sih mas Anjar sama mas Fian sudah ada di bandara (mereka nginep!), sementara Lalak, mas Topenk, dan mas Dwity masih di perjalanan menuju ke bandara.

Sesampainya di bandara, aku langsung cek in lah, langsung ke ruang tunggu, trus capcus ke mushola untuk sholat subuh. Setelah sholat, langsung ketemu mas Dwity, Lalak, dan mas Topenk, kami lalu menuju ruang tunggu depan gate pemberangkatan, eh sudah ada mas Fian dan mas Anjar. Nostalgia lah kami, salam-salaman, mengingat betapa lamanya nggak jumpa. Sejak mereka lulus kali ya, jadi yaa adalah sekitar 3 tahunan nggak ketemu.

Kami duduk terpisah-pisah di pesawat. Daaan, pesawat fuuuull sama karyawan/ti dari salah satu perusahaan besar yang mau outting. Kerennyaaaa, outting ke Belitung dong! *iri, hahaha

Penerbangan dari Jakarta menuju Belitung sangatlah singkat. Aku yang biasa pelor banget di perjalanan, bahkan nggak sempat tidur. Gara-garanya, baruuu aja mau siap-siap tidur, eeeh pesawat udah mau landing. Huft.

Sekitar jam setengah 8 pagi, kami sampai di Bandara Tanjung Pandan, Belitung. Here we go, lets start the holidaaay!

foto dulu setelah turun dari pesawat :D

Di dalam bandara, akhirnya ketemu dengan dua personil lain, Dita dan Dian. Entah apakah lingkaran pertemanan yang semakin luas, atau apakah karena dunia memang ternyata sesempit daun kelor, ternyata Dita kerja di tempat yang sama dengan Lukman, another PHKI member, hehe. Lingkaran pertemanan yang beririsan di sana sini, dan fakta bahwa kami berdelapan semua adalah orang Jawa, Jawa Timur, Jawa Tengah, bener-bener punya andil untuk bikin kami berdelapan cepat akrab satu sama lain, kayak udah temenan lama gitu :D

Liburan kali ini, aku menyebutnya dengan liburan cantik, karena kami ikutan paket wisata visitbelitong, yang mana adalah, kalau ikut paket wisata, otomatis nggak perlu bingung transportasi, penginapan, makan, sewa kapal, dan segala tetek bengek liburan lainnya. All we gonna do is just enjoying this holiday. Semua sudah ditanggung sama agen wisata, kami tinggal duduk manis menikmati.

elf ini yang selama tiga hari akan mengantar kami kemana-mana :)

Pagi-pagi, di kala perut belum terisi, tawaran Mie Atep sebagai destinasi pertama yang akan kami kunjungi adalah serupa oase di padang pasir. Yes, we do need a breakfast!

mie atep yang legendaris dan lezat :9

Aku yang sebelum berangkat liburan udah browsing-brwsing, tau kalau mie atep itu pake kuah udang. Dilema hati dan perut. Aku alergi seafood macam udang cumi dll, tapi perut udah keroncongan nggak karuan minta diisi. Akhirnya okelah, nekad, aku tetep ikutan pesan mie atep-nya. Oh iya, tour guide kami, mas Dedi namanya, nawarin pada mau minum apa. Kami sempat bingung dan mau minum es teh aja, tapi segera setelah mas Dedi bilang bahwa minuman khas Belitung adalah jeruk kunci, oke kami sepakat mau minum itu!

Walau dalam hati sempat bertanya-tanya sih, masa es jeruk dikasi kunci? (kunci adalah sejenis bumbu masakan, red.)

Tak lama kemudian, pesanan kami datang. Mari makaaan!

selamat makaaan :D


Mie atep adalah makanan khas Belitung yang terdiri dari mie, tauge, potongan tahu, dan dihiasi topping beberapa potong udang kecil serta emping. Tak ketinggalan juga siraman kuah kental (dari yang aku baca di internet sih, itu kuah kaldu udang gitu) yang manis rasanya. Agak deg-degan juga makannya, hahahaha. Tapi yaudahlah, kalau ntar gatal-gatal kan bisa minum ctm :p Oiya, terkuak sudah yang namanya jeruk kunci tuh nggak seperti apa yang kami bayangkan. BUkan es jeruk dikasih kunci, tapi kunci di sini adalah nama jenis jeruk khas Belitung. Bentuknya mirip jeruk nipis, warna hijau tua gitu :D

Di sinilah tragedi terkuaknya porsi makan si Dita ketahuan. Sebagai awamnya orang baru kenal, tentulah kami masih malu-malu sama Dita dan Dian (kecuali mas Topenk dan mas Fian yang always malu-maluin, ya). Tapi segeralah suasana malu-malu yang unyu itu pecaaaahh ketika Dita makan mie-nya Dian yang nggak habis. Selamat ya Dit, ini akan jadi bahan bullyan selama tiga hari ke depan :D

Selesai makan, perjalanan dilanjutkan menuju replika SD Muhammadiyah atau SD Laskar Pelangi. Letaknya memang lumayan jauh dari tempat kami sarapan, jadi mas Dedi nyaranin untuk bobok-bobok cantik aja dulu. Tapi yaaa, kan sayang! Bahkan aku si pelor sejati, ngerasa sayang untuk melewatkan setiap jengkal kota Belitung ini. Satu hal yang aku kagumi sejak pertama kali mendarat di Belitung adalah, langitnya yang aduhai bersiiiiihh sekali. Deretan awan-awan putih itu bener-bener terlihat sangat dekat, bahkan sangat jelas lekukan-lekukan gumpalannya. Masya Allah indahnya.. :)

Sepanjang perjalanan, kami jadi nebak-nebak lokasi syuting film Laskar Pelangi.

"Di film kan ini nih jalannya yang pas dia naik sepeda.."
"Masa sih?"
"Iyaa, kan di persimpangan gini nih, persis!"

Kemudian kami melewati jalan/persimpangan yang sama persis dengan yang tadi.

"Lah ini juga persimpangan toh!""
"Oh iya, ya.."

Kamipun menyerah nebak lokasi syutingnya yang mana, hahahaha.

Sesampainya di SD Laskar Pelangi, kami langsung disambut dengan lagu soundtrack film yang sama. Berasa banget dah feel Laskar Pelangi-nya!

Foto di depan sekolah :D

Satu hal yang pasti adalah, di sini tuh puanaaaas! Sunblock itu wajib hukumnya. Tapi, panas hanyalah setitik dari besarnya pesona yang dipunyai Belitung. Sebagai kota pesisir, yaa wajar sih kalau panasnya ora umum, hehehe. Di sini, kami menghabiskan banyaaak waktu untuk foto-foto, bahkan sampai ngerekam video segala!

hup!!

maafkan pose kami :p
Setelah puas bermandi keringat di SD Muhammadiyah Gantong, kamipun bertolak ke destinasi selanjutnya, yaitu Museum Kata Andrea Hirata. Salah satu tempat yang aku penasaran banget. Aku suka pergi ke galeri seni, dan mungkin Museum Kata bisa jadi tempat favoritku juga nantinya. Setelah menempuh perjalanan yang nggak seberapa lama, sampailah kami di Museum Kata!

Sesuai perkiraan, aku suka tempat ini! Museum kata ini benar-benar seperti namanya. Banyak quote, banyak buku, banyak tulisan-tulisan yang menginspirasi di dalamnya. Bisa dijumpai juga novel Laskar Pelangi yang sudah diterjemahkan dalam banyak bahasa. Ada tempat untuk kirim kartu pos, ada foto-foto yang indah, ada asal-usul batu meteor, bahkan adaa warung kopi di dalamnya, warung Kupi Kuli namanya. Overall, it is a cute place ever!





what a cute place <3

spot-spot lucu :D

keren :)
Banyak banget spot foto yang bagus di tempat ini, hehe. Tapi sayangnya, segera setelah sholat Jumat, kami harus cabs ke tempat berikutnya!

Destinasi berikutnya adalah Vihara Dewi Kwan Im. Seperti yang sudah-sudah, matahari bersinar dengan teriknya, bikin keringat mengucur deras. Tapi di sisi lain, cuaca seperti ini memang lebih mendukung untuk liburan, daripada hujan dan nggak bisa kemana-mana kan. Vihara Dewi Kwan Im bentuknya berundak-undak. Maksudnya, bangunannya kayak berdiri di perbukitan gitu, dan terdiri dari beberapa bangunan. Patung Dewi Kwan Im yang tinggi besar ada di bagian belakang. Namun sayangnya, saat itu Patungnya sedang direnovasi, jadi ditutup terpal putih gitu deh. Tapi nggakpapa, pemandangan dan Vihara ini nggak kalah indahnya. Dari atas, kami bisa melihat pemandangan hijau di bawah, serta pemandangan bangunan Vihara yang amat manis didominasi warna merah juga pink.






pemandangan hijau yang tampak

pinky :D

Puas berfoto, kami lanjut perjalanan ke Pantai Burung Mandi. Letaknya nggak jauh dari Vihara, jadi nggak perlu waktu lama untuk mencapainya. Sore yang tenang di Pantai Burung Mandi adalah salah satu sore ternikmat yang pernah ada. Matahari sudah bersinar lembut, langit teduh, suara ombak, pemandangan kapal kayu nelayan, canda tawa, serta satu batok kelapa muda...

peacefull :)

sore yang selow :3

pantai indah ini baru pemanasan!


Pesona Pantai Burung Mandi ini baru pemanasan. Di hari kedua, mata dan hati ini akan terus terusan dibuat takjub dengan ciptaanNYA yang maha indah. Setelah menikmati sore di Pantai Burung Mandi, kamipun pulang alias menempuh perjalanan menuju penginapan yang letaknya di pusat kota, jadi yaa lumayan jauh. Dan, karena hari mulai gelap, kamipun tertidur di sepanjang jalan menuju penginapan. Sampai jumpa esok hari! :D

0 komentar:

Posting Komentar