Minggu, 03 September 2017

Book Review: Bintang by Tere Liye

0

Image result for bintang by tere liye
pict from: goodreads

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)

Beberapa waktu yang lalu terkaget-kaget waktu temen posting buku ini di instagram. What? Emang udah terbit? Kapan? Bukannya yang terakhir terbit tuh yang Matahari?

Dan aku memang ketinggalan update banget. Bintang udah terbit beberapa bulan lalu. Oh Em Ji. Langsung lah aku nyari waktu untuk beli. Beli online di website langganan, udah abis stoknya. Mau ke toko buku kok ya nggak sempat-sempat. Sampai akhirnya, buku ini kebeli juga, sekalian waktu itu beli kado buat orang kantor yang lagi promosi. Hihi finally!

Buku ini masih bercerita soal petualangan tiga sekawan, Raib, Ali, dan Seli. Kalau pada lupa, Raib adalah keturunan klan Bulan yang bisa menghilang, sementara Seli adalah keturunan klan Matahari yang bisa mengeluarkan petir dari tangannya. Lalu Ali? Ali adalah manusia biasa dari klan Bumi, yang bisa berubah jadi beruang ketika dalam kondisi terdesak.

Nah, buku ini adalah lanjutan dari buku Matahari yang belum aku buat review-nya. Haha. Nanti aku buat ya, sekarang yang ini dulu :p

Alkisah, sekembalinya dari petualangan mereka sendirian ke klan Bintang. Sendirian means tanpa melibatkan Miss Selena dkk, ya. Hal itu bermula saat Ali mencoba mesin jelajah buatannya, yang dinamai Ilo. Dengan mesin itu mereka bertiga pergi ke klan Bintang yang berada di bawah tanah, mendekati inti bumi. Singkat cerita, kepergian mereka saat itu membuahkan informasi penting, bahwa penguasa klan Bintang yang jahat memiliki rencana untuk meMeruntuhkan pasak bumi untuk menghancurkan kehidupan tiga klan lain di permukaan, yaitu klan Bumi, Matahari, dan Bulan!

Membaca buku Bintang, kita akan diajak menjelajahi klan Bintang yang menakjubkan. Negeri itu terdiri atas ruang-ruang yang berbeda karakteristik, namun bentuknya selalu simetris. Ruangan-ruangannya dihubungkan oleh lorong-lorong yang juga berbeda level, bergantung pada tingkat keamanannya untuk dilewati.

Banyak kejutan yang menanti di setiap ruangan, terutama ruangan tidak berpenghuni. Bisa saja ada monster buas, atau bahkan angin topan besar yang menghadang. Tiga sekawan tidak pergi sendirian kali ini, ada satu pasukan khusus yang menyertai, dengan dipimpin Miss Selena tentunya.

Dari segi gaya penceritaan, aku nggak bisa berkomentar banyak. Tere Liye masih saja membuatku sayang kalau nggak menghabiskan buku ini dalam sekali duduk. Ritmenya tuh, pas! Penulis favoritku ini selalu tahu bagaimana caranya mengakhiri satu bab, untuk akhirnya membuat penasaran dengan cerita di bab berikutnya. Masih juga dibuat kagum dengan imajinasinya dalam membuat cerita.

Ada beberapa hal penting yang terjadi di petualangan kali ini. Apa itu? Ya baca sendiri, lah, masa aku kasih tau di sini. Spoiler dong, hehe.

Ah iya, dugaan kalau ini adalah buku terakhir, sepertinya perlu dipikirkan ulang, deh :p

Di akhir bab, tiga sekawan dan pasukan akan mengalami dilema besar. Mereka diharuskan mengambil pilihan yang dua-duanya berisiko. Pilihan apa itu? Silakan beli bukunya dan dibaca :D

Anyway, seperti biasa, yang aku suka dari buku karangan Tere Liye adalah selalu ada pelajaran baik yang diberikan, entah tersirat, ataupun tersurat.

Kali ini, pelajaran yang aku dapat adalah, jangan sekali-sekali meremehkan status/pekerjaan orang lain. Karena, bisa saja mereka memberikan peranan penting dalam hidup kita nantinya. Seperti Baar dan kawan-kawannya yang bekerja di Ruangan Padang Sampah. Mungkin mereka dipandang sebelah mata oleh penduduk ruangan yang lain. Tapi siapa sangka, merekalah yang punya peranan penting untuk membantu perjalanan rombongan Miss Selena dalam rangka menyelamatkan kehidupan empat Klan!

Baiklah, sepertinya cukup sampai di sini dulu review-nya, ya. Hmm... Kira-kira judul buku lanjutannya, apa ya? #eh #spoiler :p

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

0 komentar:

Posting Komentar