Senin, 26 Agustus 2019

Surat Cinta Untukmu

2

Assalammu'alaikum, suamaayy.. Ini hari Senin, kamu pasti sibuk dengan semua report itu, sementara aku di rumah karena sakit, lalu iseng mencoba mengisi lagi blog yang baru berisi tiga postingan saja di tahun ini. Anggap saja aku rindu menulis, anggap saja ini surat cinta :p

Flashback ke bulan April tahun 2018, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, tempat pertama kita bertemu, saling berjabat tanpa menyebut nama. Aku pikir yang bersamamu itu pacarmu, ahahhaa, eh ternyata saudara. Kta nggak banyak ngobrol selama di sana, karena kamu emang pendiem banget. Aku juga males berakrab-akrab, karena lagi liburan. Mending juga nikmatin pemandangan daripada susah-susah maksain nyari bahan pembicaraan, wkwkww. Tapi aku dan mbanggi cukup akrab sama tante Umi. Beberapa kali kami nongkrong bertiga di kamar. Entah sholat, atau sekedar pakai sunblock. Tante rasa kakak banget deh, asik banget soalnya tante Umi, nggak kayak kamu yang diem mulu :p


Momen ini adalah yang paling aku inget. Malem itu kapal jadi gelap banget, aku bertanya-tanya, jangan-jangan genset mati. Ternyata itu settingan buat kamu yang lagi berusaha motret bintang-bintang di langit. Pelan-pelan aku nyamperin kamu, kutanya "motret apa?", kamu cuma jawab singkat "milkyway". Terus aku ngacir deh, duduk-duduk di tepi kapal. Eh tapi pas mau ngefoto, kan aku niatnya pindah duduk di kursi makan aja biar nggak jadi photobomb, tapi tiba-tiba kamu bilang "Eh di situ aja udah". Taraaaa, jadilah foto itu :)



is it you who took this picture?
Kelar trip, rombongan dibagi 2 mobil. Kamu dan tante Umi ada di mobil yang sama bareng aku dan mbanggi. Yang masih aku inget, pas kamu dan tante Umi turun dari mobil, aku bilang "Daah mba umi, sampe ketemu lagiii...", i said that without any intention. Terucap begitu aja, dan ternyata ucapan itu adalah sebuah doa.

Begitulah, sepulang dari Bajo, nothing happens. Kecuali kamu yang beberapa kali komenin ig story yang aku bikin, wkwkwk. Beberapa kali juga kita ngobrol via dm instagram, padahal sih kita ada nomer wa, kan ada grup wa waktu ngetrip. Satu bulan kemudian, kita memutuskan untuk ketemu. Mbanggi orang pertama yang aku kasih tau kalau kita bakalan ketemu lagi, setelah trip bulan lalu. Aku bilang ke mbanggi "halah mbak, paling juga euforia liburan sesaat", hahaha. Tapi yasudah, coba aja ketemu dulu, tanpa ekspektasi apapun.

Dan hari itu, sepulang aku ikut kelas di DT, kita pergi nonton Avenger, setelah aku bikin kamu nunggu satu jam-an. Sekalian uji kesabaran yaa, ternyata kamu masih mau nungguin, wkwk. Itulah pertemuan pertama. Sekaligus permulaan dimana aku ceritain semua hal yang menurutku kmu perlu tahu. Kenapa aku bekerja, untuk siapa aku bekerja, apa-apa dan siapa-siapa yang menjadi tanggung jawabku, apa-apa dari masa laluku yang kamu perlu pahami dan terima. Aku yang masih tanpa ekspektasi, lalu kamu yang ternyata menerima dan memutuskan untuk tetap tinggal. Terima kasih :)

Setelahnya, hari-hari seperti berjalan begitu cepat. Perkenalan ke kedua pihak keluarga, beli cincin, ngobrolin tanggal lamaran, mengira-ngira bulan yang tepat untuk menikah, dan banyak lagi yang lainnya. Bukannya tanpa kendala dan masalah, tapi entah kenapa, jalan keluar juga selalu ada. Istikharah yang jadi andalan, bukan lewat mimpi jawabannya, tapi rasa yakin dan lancarnya perjalanan, Insya Allah :)

Dan inilah kita...

3 Maret 2019 : Lamaran


21 Juli 2019: Akad Nikah




Satu bulan lima hari sudah lewat dari akad, dan kita mulai beradaptasi satu sama lain. Biasanya cuma ketemu beberapa jam, lalu sekarang dua puluh empat jam tujuh hari terus-terusan ketemu. Banyak hal tak terduga, banyak kebiasaan yang baru diketahui, banyak sifat yang tadinya tidak kelihatan dalam waktu yang sebentar. Tapi ini baru permulaan, mas Iki, Insya Allah akan masih banyak hari yang akan kita lalui. Masih banyak diskusi yang mungkin akan membuat kita bertahan dengan pendapat masing-masing. Masih banyak yang perlu kita pelajari untuk menjalani peran sebagai suami dan istri.

Maaf yaa, kalau aku suka ngomel-ngomel, kalau aku suka keras kepala. Maaf juga kalau sensinya lagi kumat, kalau cengengnya datang. Ini kekurangan yang aku sudah sadari, mungkin ke depan akan banyak hal dariku yang kamu melihatnya sebagai kekurangan. Tapi percayalah, rasa sayangku ke kamu nggak akan pernah kurang :)

Terima kasih karena selalu sabar dan menenangkan. Terima kasih sudah banyak memaklumi. Anyway, aku happy sekali tiap tahu tiba-tiba piring kotor udah lenyap dari bak cuci piring. Aku terharu tiap kamu mau bantu goreng roti gulung yang udah kusiapin pas malemnya, terus kamu masukin roti gulungnya ke dalam tempat makanku :p

Untukmu, yang selalu ada dalam doaku. Semoga Allah senantiasa membimbing kita di jalanNya, menjadi keluarga yang diridhoi hingga ke jannahNya. Semoga kita nggak lelah untuk terus belajar, menjadi suami dan istri yang lebih baik lagi dan lagi. Semoga kelak kita dikaruniakan anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan kita menjadi orang tua yang sanggup menjaga amanah Allah. Aamiin..

Dah, segini dulu suratnya. Anggap saja ini surat hadiah tanggal 21 yang pertama. Doakan biar aku konsisten bikin surat seperti ini setiap tanggal 21, ya. Supaya kelak kita bisa membaca lagi apa-apa yang sudah kita lalui. Nanti, tulisan-tulisan ini akan jadi pengingat, mungkin juga hal-hal ini yang akan membuat kita tertawa (atau setidaknya tersenyum) ketika lelah dan penat datang.. :)

Wassalammu'alaykum, Ky.. :)

 

2 komentar: