Kamis, 30 Oktober 2014

Too Late

0

Aku menjentikkan ibu jari dan jari tengah yang saling bertemu. Tepat di depan wajahnya, hingga dia mengulangi kata-kata yang sama. Maaf, itu katanya.

Lalu memoriku berputar. Ah, cinta. Cinta menahun ternyata bisa habis juga digerus dusta. Ada kala aku masih merasakan hangat pendarannya di dalam sini. Tapi, sudahlah.

"It's too late, honey. Aku tahu kamu akan mengulangnya lagi suatu saat nanti.."

Aku menatapnya lekat-lekat. Oh, tahun-tahun indah bersamanya selama ini akan berakhir juga nyatanya.

"Dari mana kamu tahu?" sergahnya.

Aku menghela napas dalam, amat dalam. Kupalingkan wajahku darinya.

"Aku tahu saja," ujarku. Tak mungkin kuceritakan, aku baru saja kembali dari masa depan.





Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program dari di Facebook dan Twitter

0 komentar:

Posting Komentar