Sabtu, 03 November 2012

Nyanyian untuk Maria

0

Aku datang lagi sore ini, seperti biasa dengan membawa gitar kesayangan yang kubeli sekitar 5 tahun yang lalu. Rumah ini juga tidak banyak berubah semenjak dua tahun lalu aku mulai sering mengunjunginya, menapaki teras yang sekelilingnya ditumbuhi bunga-bunga beraneka warna. Rumah ini begitu teduh, sama seperti seseorang di dalamnya, yang selalu memberi keteduhan untuk gersang kehidupanku sebagai anak rantau yang jauh dari sanak saudara.

Aku mengetuk pintu beberapa kali sampai akhirnya perempuan ini keluar. Masih dengan tatanan rambut favoritnya, rambut dicepol sekenanya, kadang dengan tusuk konde, kadang bahkan hanya dengan sebatang pulpen. Sebarisan giginya yang rapi dan sepasang lesung pipinya menyambut kedatanganku. Aku memilih duduk di teras rumah, menikmati senja yang sebentar lagi akan berganti malam.

Maria, nama perempuan yang sedang menata dua cangkir berisi teh hangat di sebelahku, diletakkannya juga sepiring kecil biskuit rasa kelapa kesukaanku. Aku bercerita tentang apa saja yang kualami seharian. Tentang aku yang terlambat masuk kuliah, tentang bos tempatku bekerja paruh waktu yang hari ini uring-uringan, bahkan aku menceritakan tentang anak kecil yang mengumpat karena aku tak sengaja menyenggol sepedanya dengan leher gitarku dalam perjalanan ke rumah Maria.

Sebentar kemudian, aku memeluk gitarku di depan dada, aku sedang bersiap menyanyikan sebuah lagu. Hari ini ulang tahun Maria dan aku sama sekali tidak membawa hadiah, bodohnya, aku baru ingat ketika aku baru sampai di depan rumahnya.

"Aku nyanyi aja ya buat kamu..", kataku. Maria pun tersenyum dan mengangguk.

If there were no words
No way to speak
I would still hear you

If there were no tears
No way to feel inside
I'd still feel for you

Aku meminum tehku sedikit, lalu kupandangi wajah Maria. Wajah ini, yang selalu aku rindukan setiap hari. Senyuman Maria yang bisa membuat amarahku yang cepat meledak ini seketika menghilang. Maria yang selalu mendengarkan aku, apapun yang aku ceritakan.

Dan Maria lah, perempuan yang selalu mendengarkan apapun yang aku nyanyikan dengan gitarku. Aku berjanji pada diriku sendiri supaya terus menyanyi untuknya, biar dia dia mendengar apa yang aku rasakan, biar ia tahu semua cinta yang kujadikan nyawa dalam tiap nada, sekalipun ia tidak akan pernah bisa menyanyi bersamaku..

And even if the sun refuse to shine
Even if romance ran out of rhyme
You would still have my heart
Until the end of time
You're all i need
My love, my valentine

0 komentar:

Posting Komentar