Minggu, 30 November 2014

Yang Terlewatkan

0

picture taken from atarashinosarsas.blogspot.com



"Faizaaa... Ya ampun ini anak masih aja di depan laptop dari tadi. Nggak dikunci pula kamarnya, kebiasaan, deh!"

"Arina sayang, kalo aku kunci ntar kamu nggak bisa masuk, kan." jawabku sambil tetap mengetik. Naskah ini harus selesai sebelum besok.

"Aku tadi habis beli ini, lho.. Bagus nggak?" Arina mematut-matut baju barunya di cermin besar yang kugantung di pintu kamar.

"Iya, bagus."

"Apaan sih? Kamu bahkan nggak ngelihat ke aku. Bete ah, aku mau ke kamarku aja."

Moody banget, batinku.

"Eh, btw, Faiza.."

"Apaan?"

"Kamu bukannya lagi nunggu-nunggu ujan beberapa hari belakangan?"

"Iye, kenapa?"

"Tadi ujan, lho."

"Seriuuusan??"

"Liat aja di luar, masi ada sisa basahnya, kok."

"Yaaah, aku kelewatan, dong.. Hhhh.."

Arina berlalu dari depan pintu kamarku. Tapi tiba-tiba kepalanya melongok sedikit.

"Makanya, jangan sibuk-sibuk terus. Masih untung yang kelewatan cuma ujan, coba kalo jodoh.."

Aku melempar bantal kecil ke arahnya. Kampret!

0 komentar:

Posting Komentar