Sabtu, 06 April 2013

I'll be there

0

"Nando?? Kamu ngapain??", aku membuka pintu dan terperanjat mendapati sosok Nando di sana. Badannya basah kuyup, sedikit menggigil karena kedinginan.

"Sini masuk, sebentar ya, aku ambilin handuk. Ya ampuun.. Kamu ini..". Aku berlari masuk kamar adikku, mengambil selembar handuk dan kaos untuk ganti pakaian Nando. Aku kembali ke ruang tamu, memberikan baju ganti dan handuk itu padanya, lalu pergi ke dapur menyeduhkan teh panas supaya bisa sedikit menghangatkan badannya.

"Jadiiii, kamu ada apa malem-malem begini?? Hujan-hujan segala lagi, kamu bawa jas hujan kan sebenernya?"

"Bawa", jawabnya pendek sambil pelan-pelan menyeruput teh di genggamannya.

"Kamu ini selalu, deh, dari kecil kok hobinya hujan-hujan. Eh, kamu udah makan?"

"Belum"


"Ampun, deh! Bentar ya, aku ambilin makan.."

Aku bergegas ke dapur lagi. Untung tadi sore aku menanak nasi sedikit lebih banyak, jadi ada yang bisa dimakan sama Nando. Aku menyendokkan nasi ke atas piring, meletakkan selembar telor mata sapi di atasnya, lalu menyambar sebotol kecil kecap manis.

"Nih, makanan kesukaan kamu. Nasi anget, telor mata sapi, sama kecap. Kebetulan banget kan, hehehe. Ayo dimakan.."

"Makasi ya, Ren.."

Aku mengamati Nando makan, dia seperti belum makan sejak beberapa hari, makannya lahap sekali.

"Eh, bapak, ibu, sama Fajar ke mana?"

"Actually, mereka lagi liburan. Kantornya bapak kan tiap tahun ngadain liburan."

"Terus, kenapa kamu nggak ikutan?"

"Soalnya aku tau kamu bakal kemari.."

"Mana mungkin gitu."

"Hahahaha, ya enggak laaah. Minggu ini aku lagi UAS, Fajar UAS nya masih minggu depan, jadi dia yang bisa ikut liburan. Eh, kamu belum jawab pertanyaanku, lho.. Kamu ada apa sampe malem-malem ke sini??"

"Aku nggak pengen cerita sekarang, Ren. Aku cuma mau ketemu kamu. Sebenernya, aku mau minta maaf.", kata Nando.

"Hah? Minta maaf? Emang kamu ada salah apa?"

"Aku nggak sempat nganterin, ngebantuin kamu pindahan ke sini."

"Astaga, ngapain minta maaf. Aku ngerti, kok, kamu kan magang di Jakarta. Dan aku juga yang minta ayah sama mama biar nggak ngasi tau kamu. Karena aku tahu, kamu pasti bakalan nekat pulang kalo tau aku pindahan. Aku nggak pengen ganggu kamu. Udah, jangan dipikirin lah, Ndo, udah dua bulanan ini juga.."

"Ren, aku masih bisa cerita-cerita sama kamu, kan?"

Nando menghentikan suapannya dan memandangiku dengan kedua matanya. Sorot mata yang kata orang-orang dingin, tapi menurutku tatapan itu hangat, sangat hangat, hanya saja mereka tak pernah mengenl Nando lebih dekat. Lain denganku, yang menghabiskan 22 tahun penuh bersebelahan rumah sejak kecil. Maka, ketika kami berjauhan seperti ini, dipisahkan garis batas provinsi. Sementara Nando rela menembusnya malam-malam, hujan deras. Aku yakin, kami memang diciptakan untuk bersama.

Aku membalas tatapannya dengan senyum, "Nando, aku nggak pernah, dan nggak akan pergi ke mana-mana, kok.."

If you just believe in me
I will love you endlessly
Take my hand
Take me into your heart
I'll be there forever baby
I won't let go
I'll never let go

0 komentar:

Posting Komentar