Minggu, 03 November 2013

Rahasia Cinta

4

Rinta termangu menatap kendaraan yang lalu lalang di hadapannya. Tidak ada tujuan yang pasti, hanya saja kakinya melangkah, membawa raganya berada di tempat yang sesak orang. Halte bus, tempat pertama kali Rinta dan lelaki itu bertemu. Fardan. Laki-laki yang kala itu menawarkan payung di tengah orang-orang yang sibuk menyelamatkan diri dari terpaan hujan dengan berebutan jatah perlindungan atap halte. Sementara badan Rinta hampir kuyup. Sebelum menggigil, datanglah Fardan. Rinta bahkan masih ingat baju apa yang dulu mereka kenakan. Rinta pulang kuliah dengan setelan kasual seperti biasanya, celana jeans dan polo shirt abu-abu muda. Sedangkan Fardan pulang kerja, dengan pakaian khas karyawan baru, celana kain, kemeja biru lengan panjang yang tidak digulung, serta dasi hitam yang menjuntai di bawah leher--bahkan kancing teratas kemejanya juga masih terkatup rapi--sesore itu.

"Mmm, makasih..," kata Rinta pelan. Fardan hanya tersenyum dan mengangguk. Tidak ada yang spesial dalam pertemuan pertama itu. Awalnya. Sampai pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang tidak terencana, karena ternyata bus yang mereka tumpangi nyaris selalu sama. Dan semesta pun membuat dua anak manusia itu saling mengenal lebih jauh, lebih dari sekedar pembicaraan klise di bawah naungan payung di tengah hujan.

***


"Rinta? Ngapain kamu di sini??" sapaan Alin, teman kerja Rinta, sontak mengagetkannya.

"Lho? Alin? Ngg.. Aku.. Aku.. Anu, mau pergi..," jawab Rinta.

"Ke mana?"

"Keee rumah temen, iya, rumah temen."

"Kok nggak dianter Deka?"

"Nggak, lagi pengen pergi sendiri aja. Kamu sendiri ngapain, Lin?"

"Mau ambil motor yang habis diservis. Hehehe. Aku duluan ya, angkotnya udah dateng. Daah.."

Rinta melambaikan tangannya, Alin semakin hilang dari pandangan. Dusta macam apa? Ke rumah temen, lagi pengen pergi sendiri. Bahkan Deka nggak tahu aku pergi ke sini sendirian, batin Rinta. Sekelilingnya banyak orang, tapi hatinya sepi. Rinta mengamati arlojinya lagi. "Bener kok, sekarang tanggal 5," gumamnya. Pandangannya menyapu ke seberang jalan. Ada harapan yang kian meredup dalam tatapan matanya.

***

Tanggal 5, tanggal di mana momen "di bawah naungan payung" itu terjadi pertama kali. Semenjak itu, tanggal 5 menjadi tanggal yang istimewa, untuk Rinta, untuk Fardan juga. Setiap tanggal 5, mereka akan berjanji satu sama lain, bertemu di halte biasanya, dan membawa kue kecil untuk memperingatinya. Walaupun pada akhirnya, hampir selalu hanya Fardan yang membawakan kue, mengingat betapa pelupanya Rinta.

Adegannya selalu begitu. Rinta yang sudah di halte lebih dulu, menyiapkan kata maaf karena lupa membawa kue. Lalu Fardan datang dari ujung jalan, dengan senyuman yang bisa dilihat dari tempat Rinta duduk menunggu. "Pasti lupa lagi. Yuk, makan kuenya," itu juga yang selalu diucapkan Fardan sambil mengacak rambut Rinta dengan sayang.

***

"Sayang, besok aku kenalin kamu ke orang tua aku, ya?"

"Hah? Harus besok, ya?"

Malam itu, anniversary ke dua tahun Rinta dan Deka. As usual, Deka selalu paling bisa menyiapkan kejutan besar untuk hal-hal semacam itu. Seperti hari ini, makan malam romantis di restoran mahal. Dan, kejutan bahwa Deka akan segera membawa Rinta berkenalan dengan kedua orang tuanya. Surpriiiiissee!!

"Iya, kenapa?"

Ya soalnya besok tanggal 5, Deka.. Batin Rinta.

"Ngg, nggak apa-apa. Aku kabarin lagi besok ya? Soalnya aku takut ada kerjaan mendadak, kan nggak enak kalo ketemu orang tua kamunya kemaleman banget."

"Okay, sayang. Besok kabarin aku lagi, ya." kata Deka lembut sambil menggenggam tangan Rinta.

Rinta tersenyum, tapi hatinya berkecamuk.

***

Dan sore ini, Rinta kembali termangu di halte bus. Tidak seperti biasanya, halte ini sepi, padahal di hari kerja, tidak pernah sekalipun halte terlihat sepi dari kerumunan orang. Bahkan ketika hari hujan, seperti sore ini.

"Dateng, dong, Fardan, please.. Sampe kapan aku harus nungguin kamu kayak gini??" Rinta terisak pelan, air matanya berbaur dengan tampias air hujan. Rinta menangkupkan kedua tangan, menutupi wajahnya. Beberapa detik kemudian, sepasang tangan laki-laki membuka tangkupan tangan Rinta.

"Fardan! Aku tau, kamu pasti dateng!" ingin rasanya Rinta memeluk laki-laki di hadapannya ini. Laki-laki yang sudah hampir 3 tahun ditunggunya! Tapi entah, badannya terasa kaku untuk digerakkan.

"Terimakasih, Rinta. Terimakasih. Tapi sekarang sudah waktunya kamu pergi, kamu nggak perlu menungguku lagi seperti ini."

Senyum Fardan begitu jelas. Sampai Fardan berpaling, punggungnya menjauh, dan Rinta tetap terkunci dalam duduknya.

"Mbak, mbak! Mbak nggak apa-apa?"

Rinta terbangun. Beberapa orang mengerumuninya. Masih berusaha memahami keadaan, Rinta hanya menggeleng. Sesaat kemudian ia tersenyum, seperti menemukan jawaban. Rinta membuka agenda kecilnya, tempat potongan berita surat kabar 3 tahun yang lalu, berita yang mmebuat hatinya remuk. Jasad Fardan tidak ditemukan dalam suatu kecelakaan pesawat. Tanggal 5 September 2008.

Rinta mengeluarkan handphone dari dalam tasnya dan menekan beberapa digit nomor..

"Deka, jemput aku ya? Di halte bus deket kantor.."

***

Rinta, aku telah bertanya pada malaikat, katanya, jatah hidupmu masih panjang. Tidak seharusnya kamu menungguku sampai waktu yang dibilang entah. Ada lelaki yang mencintaimu. Aku tau kau juga mencintainya, hanya saja kau belum bisa lepas sepenuhnya dari aku. Kau hanya belum bisa menerima kepergianku yang begitu mendadak 3 tahun lalu. Tepat di mana aku harusnya membawakan kue dan makan bersamamu di halte kesayangan kita. Sabarlah, Rinta. Jika memang kita berjodoh, kita akan bertemu lagi. Sebelum waktu itu datang, rahasiakan cintaku kepadamu, cintamu kepadaku. Ada hati yang lebih berhak atas cintamu saat ini.



inspired by:  Sabar-- Afgan

4 komentar:

  1. keren cerpennya loh. menyentuh banget.

    kunjung balik ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih udah mampir baca dan ngasi komen., salam kenal :D

      okee, langsung ke TKP :)

      Hapus
  2. bagus.. ini buat sendiri ? keren kok..
    mampir balik yaa :D ke blog saya hehehe www.alfarizi.com hehehe kalau bisa ke ini juga hehehe www.indonehost.com :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bikin sendiri, hehe.. Makasih :D

      oke, meluncur ke TKP :)

      Hapus