Ada berbagai alasan ketika seseorang memutuskan untuk pergi. Pergi dari rutinitas, pergi dari hidup orang lain, atau yaa pergi karena ingin. Tapi ketika pergi, yang pasti ada adalah tujuan. Seseorang pergi dari rutinitas karena merasa bosan, untuk kemudian menjadi fresh kembali sebagai tujuannya. Kita pergi dari masa lalu, karena tidak ada lagi yang bisa dipertahankan, tujuannya adalah melangkah ke masa depan yang dipenuhi misteri dan harapan. Semua punya tujuan, sekalipun mungkin tidak menyadari pada awalnya.
Mungkin sesekali traveling yang minim canda tawa itu perlu. Melakukan perjalanan untuk menjawab pertanyaan dalam diri sendiri. Menempuh berkilometer jarak untuk lebih mengenal diri lagi.
Mungkin sesekali traveling yang minim riuh riangan itu perlu. Menapakkan kaki di jalanan asing, untuk lalu menemukan arti diri. Merasa sepi di tengah keramaian, tapi kemudian merasa tangguh, bukan ketakutan.
Di suatu sore dalam kereta, seorang anak manusia merenung dalam-dalam. Apa yang membawanya pergi hingga sejauh ini? Apa yang benar-benar menjadi tujuannya melakukan perjalanan sendiri?
Dan apa jawaban dari Tuhan untuk pertanyaan besar di dalam hatinya?
Hujan menemani langkah santainya di hari yang mulai gelap. Pikirannya menerawang jauh mencari hikmah, lalu senyum mengembang kecil di bibirnya. Ah, sepertinya sudah paham. Tentang alasan-alasan, tentang segala pertanyaan, tentang apa yang ditunggu dan didapatkan, tentang siapa yang berjuang untuk kemudian mengalah.
Rasanya seperti ada yang tertinggal, walau entah apa. Tapi yang pasti tak ada yang namanya gundah. Siapa yang berhasil menemukan alasan sesal atas perjalanan penuh kesan? Sekalipun tujuan baru disadari di bagian akhirnya..
Dan traveling tidak hanya menyoal jarak tempuh antara satu tempat ke tempat yang lain, bukan hanya tentang mencari dan menemukan balik, tapi juga tentangmu sendiri, tentang seberapa baik kau memahami alasan, tujuan, dan hikmah dari kata pergi...
dari perjalanan yang kau lalui.. :)
0 komentar:
Posting Komentar