Kamis, 20 September 2012

aku gila di kafe!

0

Malam ini dingin, dan aku memilih untuk menikmatinya sendirian saja. Jadi di sinilah aku, di kafe pinggir jalan. Sengaja aku pilih bangku yang berada di luar. Dalam hati aku cekikikan sendiri, berharap bisa mendapat peluang lebih besar untuk menikmati makhluk-makhluk kece yang mungkin lewat. Pikiran konyol, tapi itulah aku.

Aku meminum moccafruit blend-ku dengan malas. Ah, malam ini beda sekali dengan malam-malam biasanya. Buktinya, sudah sekitar setengah jam aku di sini, memandangi jalan, dan belum ada satupun sosok yang bisa mengalihkan perhatianku. Oke, bahkan untuk sekedar membuatku menoleh juga tak ada. Tambah bosanlah aku.

Eh tapi, tunggu. Aku lihat laki-laki ganteng! Oh Tuhan, jantung ini seperti mau copot. Dia tipeku banget! Rambut acak-acakan, jaket dan celana jeans. Sepatu keds yang seperti setahun tak dicuci. Seketika aku merasa di kafe ini hanya ada aku dan dia. Ah, dia duduk tepat di seberang mejaku! Dia tidak boleh tahu aku sedang mengamatinya. Lebih parah, dia tak boleh tahu aku sedang senyum-senyum sendiri nggak jelas.

Your stare was holdin’,
Ripped jeans, skin was showin’
Hot night, wind was blowin’
Where you think you’re going, baby?

Pikiranku jadi melayang ke mana-mana. Berharap aku bisa duduk di kursi di sebelahnya. Sekedar menemaninya ngobrol, atau mengelap sisa makanan di sudut bibirnya. Aduuuh, mikir apa aku ini. Tapi dia ganteng, sumpah. Aku berani taruhan, pasti di luar sana banyak perempuan yang tergila-gila padanya.

Oh my, dia melihat ke arahku! Aku lemas. Entah setan apa yang merasukiku saat ini. Kuubek-ubek tasku, mencari bolpoin, dan cepat kusobek kertas kecil. Aku menuliskan nomor handphone-ku. Aku menarik napas panjang, berharap parfumnya bisa terhirup dari jarak sejauh ini. Aku mabuk!

Aku berjalan menuju mejanya, kertas kecil sudah digenggaman. Oke, tinggal tersenyum, taruh di mejanya, dan lari secepat kilat. Tinggal selangkah lagi ke mejanya. Dan malaikat seperti menepuk jidatku.

It’s hard to look right,
At you baby,
But here’s my number,
So call me, maybe?

Bodoh, aku tak akan segila itu. Aku menertawai diriku sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar