Sabtu, 15 September 2012

Sekali ini Saja

4

Adisti menerawang jauh ke langit senja yang memerah. Terlihat segerombolan burung camar di sana, mungkin hendak pulang ke sarangnya. Angin mulai meniupkan hawa dingin, belum begitu menusuk, namun Adisti mulai merasa tak nyaman. Perlahan ia merapatkan cardigan biru tua bertuliskan huruf R berwarna merah. Huruf itu tertulis kecil, tidak begitu nampak. Sekali lagi angin memainkan rambut indahnya yang digerai sebahu, jepit cokelat yang dikenakannya tak sanggup menahan kemauan angin. Alhasil rambut lurusnya itu seakan terbang ke sana kemari.

"Senja ini dingin sekali..", gumamnya nyaris tak terdengar. Wajah ayunya mulai terlihat gundah. Mata yang biasanya berbinar indah jika sudah bertemu pantai itu pun seperti berkilat-kilat menggenang. Ada sesuatu yang ditahannya agar tak membuncah keluar. Ditatapnya ombak yang bergulung-gulung kecil mendekati kakinya. Lalu Adisti mundur sedikit, menghindar. Tak lama kemudian, gadis itu mengamati arloji di tangan kirinya, sudah hampir malam. Akhirnya, ia mengambil napas dalam-dalam sambil menyeka buliran-buliran bening yang sudah tak sanggup ditahannya.

Tuhan bila waktu dapat kuputar kembali
Sekali lagi untuk mencintanya
Namun bila waktuku telah habis dengannya
Biarkan cinta ini
Hidup untuk sekali ini saja

Adisti memutar tubuh dan mulai melangkah ke mobilnya. Masih melekat di ingatannya, Rinal yang memohon-mohon agar Adisti menunda kepergiannya ke London. Dua minggu saja, lelaki itu meminta Adisti untuk menghabiskan waktu dengannya lebih dulu, sebelum berangkat meninggalkannya. Saat itu, Adisti menganggap kekasihnya itu amat kekanak-kanakan. Bukan sekali itu Adisti harus meninggalkannya ke London karena libur kuliahnya sudah habis. Namun baru saat itu, Rinal demikian kukuh untuk menahannya lebih lama. Adisti hanya tertawa melihat tingkah lakunya, dan tetap memutuskan pergi. Sampai hari ini dia begitu menyesali semuanya.
Sebentar Adisti meraba tulisan R di cardigannya. Tepat di sebelah kiri, tempat jantungnya berdetak. Tempat inisial orang yang begitu dicintainya. Orang yang ia hadiri pemakamannya siang tadi.

4 komentar: