Minggu, 16 Maret 2014

Analogi Pokopang

2

Hari Minggu adalah hari santai sedunia buat saya. Ritualnya sih yaa, bangun agak siang sekitar jam 6an. Terus nyuci, beli makan pagi plus makan siang (kosan ada di lantai 4, jadi males naik turun), makan, lalu merawat dan memanjakan diri sepanjang hari. Baru paham kenapa orang-orang yang sudah kerja lebih pengen di rumah aja untuk nikmatin hari liburnya. Karena bahagia itu sederhana, bisa leyeh-leyeh di rumah/kosan misalnya.

Kegiatan leyeh-leyeh saya cukup beragam. Bisa internetan, bisa bikin prakarya, bisa nulis, ngemil, tiduran, atau main game. Nah, akhir-akhir ini saya lagi doyan mainan Pokopang. Hehhehe. Telat ya? Booming nya udah lama ya? Itulah saya, cenderung tertarik sama sesuatu ketika dia nggak booming lagi. Salah satunya ya Pokopang ini. Tadi sore main Pokopang terus, nggak ada yang spesial, sampai saya menjauhkan ponsel lebih dari jarak pandang biasanya. Kemudian saya lebih lancar menemukan pola warna-warna serupa yang harus dibikin jalur daripada sebelumnya, ketika saya melihat ponsel dari jarak yang lebih dekat.

Dan, tiba-tiba saya menyadari, dari permainan sesederhana ini, ada pesan tersirat yang bisa dipelajari. Bukan pesan baru, hanya pesan lama, tapi mungkin seringkali lupa diterapkan.
Bahwa dalam menghadapi suatu masalah, jangan fokus pada masalahnya, tapi pada cara untuk menyelesaikannya. Pun, untuk menemukan penyelesaian, jangan terfokus pada satu atau dua hal saja, tapi perluaslah pandangan kita..

Anggaplah si monster yang mesti kita hancurkan itu adalah masalahnya. Bulatan warna-warni itu adalah cara yang harus kita tempuh untuk menyelesaikan masalah. Jarak pandang antara mata ke ponsel adalah sudut pandang kita.

Ketika kita fokus ke monster (ngamatin garis kuning yang menggambarkan kekuatan si monster), kita jadi bingung dan terganggu, efeknya apa? Kita jadi nggak fokus sama solusi alias pola yang harus kita buat dari bulatan warna-warni. Alih-alih pengen lihat garis kuningnya cepat hilang dan monsternya cepat mati, kita jadi nggak konsen mengamati bulatan-bulatan tadi.

Pun, ketika kita sudah fokus di area bulatan warna-warni, tapi masih cenderung mengutamakan gimana caranya si animal (senjata yang bisa cepet bikin monsternya keok) ini bisa keluar dan menghantam si monster, kita jadi terpusat di satu titik saja. Dalam hal ini, kita cuma fokus di satu solusi, yaitu si animal, tanpa sadar kita lupa, masih ada banyak solusi yang lain.

Cobalah agak menjauhkan layar ponsel, maka pandangan kita nggak akan lagi fokus sama animal, yang ada adalah ladang solusi yang lebih jelas terlihat. Dalam hal ini, kita sedang memperluas sudut pandang. Kita nggak lagi fokus pada satu solusi saja, tapi jadi lebih terbuka dan melihat kemungkinan-kemungkinan solusi yang lain.

Ini memang bukan nasihat baru, tapi ini seringkali terlupa. Pusing memikirkan masalah, sampai jadi lupa 
memperluas sudut pandang untuk mencari solusinya dari aspek yang lebih luas pula.

Sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua.. mau main Pokopang lagi, ah.. see youuu :)

2 komentar:

  1. kunci dari setiap masalah adalah solusi untuk mengatasi masalah tanpa masalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah jadi kayak slogannya apaa gitu ya.. hahaha

      Hapus